AKU : Tidak mungkin, pasti kau akan kembali.
BELINDA : Mungkin saja, kalau kau tidak mengikatku.
AKU : Kau juga mengikatku dengan banyak persoalan dalam hidupmu.
BELINDA: (SANGAT MARAH)Kau tidak tahu hidupku.
AKU : Lalu kenapa kau lebih nyaman di sini?
BELINDA: (SANGAT MARAH) Itu dulu, sekarang tidak lagi, biarkan aku bebas memilih hidupku sendiri, tanpa kau mengatur langkahku setiap hari, tanpa kau mendikteku, tanpa kau didik sedemikian rupa.
AKU: (MARAH)Oh jadi karena itu? Semua kulakukan karena kebaikanmu, betapa pentingnya apa yang kuberikan buatmu, betapa berharganya apa yang kuberikan kepadamu.
BELINDA : (MEMANCING) Kalau aku tak menganggapnya?
AKU MENAMPAR BELINDA DENGAN SANGAT KERAS, BELINDA CUKUP TERTEGUN MELIHATNYA.
AKU: (SANGAT MARAH) Aku selalu berharap kau menganggapku, selalu kuingat apa yang kuberikan.
BELINDA : Termasuk lingerie merahmu?