MALAM, MASIH DI KAMAR YANG SAMA, TAPI SUASANANYA SUDAH CUKUP BERBEDA DENGAN SUASANA SEBELUMNYA, CAHAYA YANG MUNCUL JUSTRU LEBIH TERANG, YANG MENUNJUKKAN KE WAKTU MUNDUR, SEKITAR ENAM ATAU TUJUH TAHUN YANG LALU.
HARIS DAN BELINDA SEMAKIN DINAMIS BERGERAK DENGAN TARIANNYA, KEDUANYA MASIH BERCIUMAN ERAT, KECEPATAN GERAKANNYA JAUH LEBIH CEPAT DAN EKSOTIS DARI PADA SEBELUMNYA, GAIRAH DAN SEMANGATNYA JAUH LEBIH ENERGIK KETIMBANG SEBELUMNYA.
KEDUANYA MENDADAK BERHENTI SAAT AKU MUNCUL, DENGAN WAJAH YANG JAUH LEBIH SEGAR KETIMBANG SEBELUMNYA.
AKU: Kenapa berhenti?
BELINDA DAN HARIS JADI SALING MENATAP, LALU BELINDA CEPAT MENDORONG HARIS KE RANJANG.
BELINDA : Sebaiknya kau temani dia menontonku.
HARIS TERCENGANG MENDENGARNYA, BELINDA LANGSUNG MELOMPAT KE TIANG POLE DANCE, DIA MENARI DENGAN KONSEP EROTIS SEKALI, SEOLAH-OLAH DIA BERMONOLOG BAHWA BANYAK LAKI-LAKI YANG MEREBUT DIRINYA, SEMAKIN MEMBUAT DIA BESAR KEPALA DAN ANGKUH.
HARIS DAN AKU TERTAWA GELI MELIHATNYA KARENA MAKIN LAMA BELINDA MENARI TAK UBAHNYA SEPERTI PENARI STRIPTIS YANG DILIHAT PELANGGANNYA.
BELINDA BERHENTI MENARI, AKU BERTEPUK TANGAN, TAPI SEKETIKA HARUS BERSIKAP DINGIN, MALAH HARIS KELUAR.
AKU MENARIK BELINDA SEHINGGA KEDUANYA SALING MENDEKAP.
AKU: (SEMAKIN TAK KARUAN EMOSINYA) Jadikan mimpi kita menjadi kenyataan, kau sudah memilihku.