Mohon tunggu...
Arung Wardhana Ellhafifie
Arung Wardhana Ellhafifie Mohon Tunggu... Sutradara film -

Buku Terbarunya Tubuh-Tubuh Tompang Tresna (dan 7 lakon lainnya); (bitread, 2017), Gidher (Ladang Pustaka, 2017), Gambir (bitread, 2017), kumpulan puisi tunggal ; Mancok (Pustaka Ranggon, 2018), Mampus (Pustaka Ranggon, 2018).

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Naskah Drama Lingerie Merah Adaptasi Cerpen Wa Ode Wulan Ratna

12 Oktober 2014   04:02 Diperbarui: 1 April 2017   08:56 1725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

MALAM, MASIH DI KAMAR YANG SAMA, TAPI SUASANANYA SUDAH CUKUP BERBEDA DENGAN SUASANA SEBELUMNYA, CAHAYA YANG MUNCUL JUSTRU LEBIH TERANG, YANG MENUNJUKKAN KE WAKTU MUNDUR, SEKITAR ENAM ATAU TUJUH TAHUN YANG LALU.

HARIS DAN BELINDA SEMAKIN DINAMIS BERGERAK DENGAN TARIANNYA, KEDUANYA MASIH BERCIUMAN ERAT, KECEPATAN GERAKANNYA JAUH LEBIH CEPAT DAN EKSOTIS DARI PADA SEBELUMNYA, GAIRAH DAN SEMANGATNYA JAUH LEBIH ENERGIK KETIMBANG SEBELUMNYA.

KEDUANYA MENDADAK BERHENTI SAAT AKU MUNCUL, DENGAN WAJAH YANG JAUH LEBIH SEGAR KETIMBANG SEBELUMNYA.

AKU: Kenapa berhenti?

BELINDA DAN HARIS JADI SALING MENATAP, LALU BELINDA CEPAT MENDORONG HARIS KE RANJANG.

BELINDA : Sebaiknya kau temani dia menontonku.

HARIS TERCENGANG MENDENGARNYA, BELINDA LANGSUNG MELOMPAT KE TIANG POLE DANCE, DIA MENARI DENGAN KONSEP EROTIS SEKALI, SEOLAH-OLAH DIA BERMONOLOG BAHWA BANYAK LAKI-LAKI YANG MEREBUT DIRINYA, SEMAKIN MEMBUAT DIA BESAR KEPALA DAN ANGKUH.

HARIS DAN AKU TERTAWA GELI MELIHATNYA KARENA MAKIN LAMA BELINDA MENARI TAK UBAHNYA SEPERTI PENARI STRIPTIS YANG DILIHAT PELANGGANNYA.

BELINDA BERHENTI MENARI, AKU BERTEPUK TANGAN, TAPI SEKETIKA HARUS BERSIKAP DINGIN, MALAH HARIS KELUAR.

AKU MENARIK BELINDA SEHINGGA KEDUANYA SALING MENDEKAP.

AKU: (SEMAKIN TAK KARUAN EMOSINYA) Jadikan mimpi kita menjadi kenyataan, kau sudah memilihku.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun