Mohon tunggu...
Azkiyatun Danifatussunah
Azkiyatun Danifatussunah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

You Can Get Used To It !!!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Resensi Novel "Laskar Pelangi"

29 Desember 2020   08:22 Diperbarui: 29 Desember 2020   08:41 2343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

"Selama tiga hari tiga malam kami berjalan kaki menembus rimba belantara liar untukmencari gua itu. Pohon-pohon disana sebesar pelukan empat orang dewasa dengan kanopi menjulang ke langit," demikian cerita Mahar.

"Saking lebatnya hutan itu sinar matahari tak mampu menembus permukaan tanah. Pohon-pohon berlumut, gelap dan lembap, penuh lintah, kelelawar, kadal, macan akar, luwak, dan ular-ular besar," sambung Flo meyakinkan.

"Kami hampir putus asa, tapi beruntung, pengetahuan Mujis yang baik tentang kontur hutan akhirnya membimbing kami menuruni sebuah lembah curam diantara dua gunung dan di dasar lembah itu, pas menjelang magrib, kami menemukan sebuah gua!" Kami ternganga-nganga, meraptkan lingkaran duduk, mendekati dua petualang sejati yang sangat hebat ini, tak sabar mendengar kelanjutan cerita.

"Kami belum yakin apakah itu gua, gambar seperti dimaksud komunitas kuno itu. Wilayah itu sangat sulit ditempuh. Mulut gua sangat sempit dan ditutupi akar-akar mahoni raksasa, seperti jari-jari yang sengaja menyamar

Hal 223-224

Mahar untuk menunjukkan kreativitasnya, tahukah kalian dia adalah seniman yang genius!

Kali ini tepuk tangan kami yang bergemuruh gegap gempita sambil beteriak-teriak seperti Suku Mohawk berperang. Pak Harfan telah membakar semangat kami sehingga kami siap tempur. Kami sangat mendukung keputusan Pak Harfan & sangat senang karena akan digerap oleh mahar, teman kami sekelas. Kami mengelu-ngelukannya, tapi ia tak tampak. Ooh, rupanya dia sedang bertengger di salah satu dahan filicium. Dia tersenyum.

Sebagai kelanjutan keputusan rapat akbar, Mahar serta merta mengangkat A Kiong sebagai General Affair Assistant, yaitu pembantu segala macam urusan, A Kiong mengatakan padaku tiga malam dia tak bisa tidur saking bangganya dengan penunjukan itu. Dan telah tiga malam pula Mahar bersemedi mencari inspirasi tak bisa diganggu.

Kalau masuk kelas Mahar diam seribu bahasa. Belum pernah aku melihatnya seserius ini. Ia menyadari bahwa semua orang berharap padanya. Setiap hari kami dan para guru menunggu dengan was-was konsep seni kejutan seperti apa yang akan ia tawarkan. Kami menunggu seperti orang menunggu buku baru Agatha Christie. Jika kami ingin berbicara dengannya menyuruh kami diam menyebalkan! Tapi begitulah seniman bekerja. Dia melakukan semacam riset, mengkhayal, dan berkontemplasi.

Dia duduk sendirian menabuh tabla, mencari-cari musik, sampai langit lalu tiba-tiba berdiri, mereka-reka kogeografi, berjingkrak-jingkrak sendiri, meloncat, duduk, berlari berkeliling, diam berteriak-teriak seperti orang gila, menjatuhkan tubuhnya, berguling-guling di tanah, lalu dia duduk lagi, melamun berlama-lama, bernyanyi tak jelas, tiba-tiba berdiri kembali, berlari ke sana kemari. Tak ada ombak tak ada angin ia menyeruduk-nyeruduk seperti hewan kena sampar.

Apakah ia sedang menciptakan sebuah master piece? Apakah ia akan berhasil membuktikan sesuatu pada event yang mempertaruhkan reputasi ini? Apakah ia akan berhasil membalikkan kenyataan sekolah kami yang telah dipandang sebelah mata dalam karnaval selama dua puluh tahun? Apakah ia benar-benar seorang penerobis, seorang pendobrak yang akan menciptakan sebuah prestasi fenomenal? Haruskah ia menanggung beban seberat ini? Bagaimanapun ia masih tetap seorang anak kecil.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun