"Paspampres apa hansip bodoh??"
"Oh.. tenang dulu.. tempat itu memang sulit.."
"Tapi tidak untuk sekelas paspampres.. mereka juga intelijen.."
"Ada orang-orang partai datang.."
"Itu urusanmu.."
"Tolong Natalia.. dengar dulu.."
"Aku tak ingin mendengar apapun.."
"Aku sudah berusaha.."
"Tapi tidak seperti itu.."
Sama sekali Natalia tak melirikku. Apalagi memandangku. Dia menuju ruang kerjanya dan sepertinya memang mengucapkan salam perpisahan.
"Baik, Mr. President. Saya akan segera bekerja dengan tenang. Ada konsep pidato penting yang belum diedit. Jadi, maaf.. saya harus bekerja.." ucapnya amat ketus.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!