Dan malam itu aku sudah bersiap. Aku akan menyusul Natalia. Tapi, Ontoseno malah menghadap kepadaku.
"Orang-orang dari partai akan datang karena mereka tahu bahwa tidak ada agenda di malam ini, Mr. President." kata Ontoseno serius.
"Waduuh.. aku sudah ada janji dengan seseorang, Pak Ontoseno.." jawabku.
"Memang itu yang bisa saya laporkan. Ini penting, kata mereka. Ada pansus di parlemen yang memang harus segera dilunakkan. Ini jauh lebih penting, Mr. President.."
Dahiku mengkerut. Ini memang lebih penting dari semuanya. Tapi bagiku, janji kepada seorang wanita adalah nomor satu. Asem kecut!!
**
Aku segera menghubungi Natalia. Ada nada sambung, tapi tak segera diangkat. Ada apa, ya?
Aku memanggil Jemangin.
"Tolong hubungi Natalia di telepon rumahnya, Pak Jemangin. Ada sesuatu yang penting.." perintahku.
"Baik, Pak Presiden.." jawab Jemangin patuh.
**