Mohon tunggu...
Yurisqi Mukdisari
Yurisqi Mukdisari Mohon Tunggu... Ilmuwan - ENFJ-T

Branding myself become what you think right now, but writting never lies.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kasih Lani

18 Agustus 2019   14:11 Diperbarui: 18 Agustus 2019   14:26 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"tidak apa kok bu Lani, kami sedang melakukan pemeriksaan lebih lanjut, mohon bersabar ya bu jika hasilnya sudah ada ibu akan dikabari"

Dokter seperti sedang menyiapkan obat suntik, Lani justru semakin gelisah membayangkan sakitnya pasca suntikan seperti kemarin itu

"Dok tolong jangan disuntik dok, sakit sekali sesudahnya, tolong dok jangan!!!"

***

Hari ini sungguh aneh, tidak ada yang yang datang ke kamar Lani, tidak dokter, tidak suster, tidak petugas bersih-bersih. Pelan-pelan Lani mencoba meraih gagang pintu, membukanya, terdengar suara pintu reyot sangat nyaring mulai terbuka. Lani melihat-lihat lorong rumah sakit tetapi tidak ada tanda-tanda hadirnya orang. Perlahan Lani menyusuri lorong demi lorong.

Bangunan rumah sakit ini sangat terkesan gaya kolonialnya, tiang-tiang tinggi nan kokoh menunjang tiap sudutnya. Daun pintu teramat lebar dan megah seolah setiap pasiennya adalah raksasa. Lani tidak ingat pernah melihat kemegahan rumah sakit ini. Aneh pikirnya, Lani bahkan tidak ingat bagaimana ia masuk rumah sakit. Pikirannya mulai melayang mencari berkas-berkas ingatan yang tak kunjung Ia temukan.

"Apa mungkin aku pingsan dirumah" celetuk Lani, tapi ah sudahlah dia harus tau dimana semua orang yang biasa membantunya. Lani merasa sehat, Ia ingin pulang.

Jika diingat mengapa ya Lani ingin terus pulang.

"ah anakku!!!"

Lani ingat bayinya yang senantiasa Ia beri asi. Jika Lani disini bagaimana dengan bayinya. Tidak mungkin Lani meninggalkannya. Mulai terpikir apakah Ia kecelakaan? Apakah Ia terjatuh dijalan? Apakah keluarganya tahu? Tunggu dulu!

Lani tidak memiliki siapapun disini, suaminya Herman telah meninggalkannya. Lebih tepatnya Lani yang mengiklaskan Herman pada si pemandu karaoke itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun