Mohon tunggu...
Yuni Retnowati
Yuni Retnowati Mohon Tunggu... Dosen - Biarkan jejakmu menginspirasi banyak orang

Dosen komunikasi penyuka film horor dan thriller , cat lover, single mom

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Pahat Prabangkara dan Seni Ukir Jepara

20 April 2020   07:43 Diperbarui: 20 April 2020   07:51 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitu banyak pemuda yang ingin belajar mengukir membuatnya teringat  pada dua murid kesayangannya. Seandainya mereka bersamanya, pasti akan membantunya mengajari pemuda-pemuda desa ini. Dia pun merindukan istrinya yang telah mengajarinya berdoa dan berpuasa agar mendapat kemudahan dalam hidup.

Setiap malam Prabangkara berdoa agar bisa dipertemukan lagi dengan istri dan dua murid kesayangannya. Dia tidak ingin kembali ke Majapahit karena keahliannya tidak dihargai oleh rajanya. Sampai sekarang dia tidak tahu apa salahnya sehingga dihukum dengan cara yang licik. 

Dia merasa tidak pernah melakukan kesalahan pada raja maupun permaisuri. Lebih baik dia membina pemuda desa Belakang Gunung agar menguasai keahlian mengukir kayu.

Beberapa hari kemudian, doanya terjawab. Dua murid kesayangan dan istrinya datang ke desa itu. Mereka meninggalkan Majapahit untuk menghilangkan kesedihan atas kejadian yang menimpa Prabangkara. 

Tidak disangka mereka bisa kembali bertemu dengan Prabangkara. Ketika mereka beristirahat sejenak di warung makan, banyak orang membicarakan Prabangkara yang sangat dihormati oleh warga desa Belakang Gunung karena telah mengajarkan keahlian mengukir kayu.

"Terima kasih, akhirnya Yang Kuasa mempertemukan kita kembali," istrinya menangis terharu setelah bertemu Prabangkara.

Satrio dan Nendra  sebagai murid kesayangannya yang telah mahir mengukir kayu  akhirnya membantunya mengajari para pemuda desa itu.  Para pemuda desa rajin belajar sehingga cepat menguasai keahlian baru itu. 

Mereka mengukir perabotan rumah tangga dari kayu jati dan mahoni lalu menjualnya dengan harga tinggi. Kebetulan memang banyak hutan jati di wilayah Jepara. Pohon mahoni juga banyak tumbuh di sepanjang jalan.  

Sampai sekarang Jepara dikenal sebagai kota ukir yang banyak mengekspor mebel ke luar negeri. Sebagian penduduk percaya jika keahlian mengukir yang dimiliki orang Jepara adalah karena jatuhnya pahat Prabangkara di wilayah Jepara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun