Mohon tunggu...
Yuni Retnowati
Yuni Retnowati Mohon Tunggu... Dosen - Biarkan jejakmu menginspirasi banyak orang

Dosen komunikasi penyuka film horor dan thriller , cat lover, single mom

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Pahat Prabangkara dan Seni Ukir Jepara

20 April 2020   07:43 Diperbarui: 20 April 2020   07:51 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prabangkara adalah seorang pelukis dan pemahat yang hidup pada masa pemerintahan Prabu Brawijaya di Kerajaan Majapahit. Lukisannya menjadi koleksi para petinggi kerajaan pada masa itu. 

Banyak yang memuji karyanya. Tidak mengherankan jika hampir semua petinggi kerajaan pernah minta dilukis olehnya. Hasil  lukisannya menghiasi ruang utama rumah para petinggi kerajaan. Mereka dengan bangga memamerkan lukisan dirinya kepada para tamu yang kebetulan berkunjung ke rumah.

Hasil pahatan Prabangkara juga mengundang decak kagum siapa saja yang melihatnya.  Dia mengukir  singgasana raja dengan motif campuran daun , buah dan bunga.  Meja, lemari dan tempat tidur di istana pun tak luput dari sentuhan tangannya yang menghasilkan motif ukiran khas Majapahit. 

Hiasan daun yang melengkung dipadukan dengan bentuk buah maupun bunga yang cembung dan cekung menjadi karya seni yang indah. Tidak hanya dikagumi ketika melihatnya tetapi juga ketika meraba permukaan kayu yang sudah diukir oleh Prabangkara. Perlu ketrampilan khusus dan ketelatenan yang tinggi dalam menggunakan pahat berbagai ukuran untuk menghasilkan ukiran kayu pada perabotan rumah.

Keahlian Prabangkara ini menjadikannya terkenal di  seluruh penjuru kerajaan Majapahit. Beberapa anak muda tertarik belajar melukis dan mengukir darinya. 

Mereka bergantian datang untuk belajar secara langsung dengan melihat dari dekat bagaimana Prabangkara menghasilkan karya seni yang indah. Bahkan  beberapa di antaranya memohon  agar diijinkan menjadi muridnya.

 Sayangnya Prabangkara tidak  punya banyak waktu untuk mengajari mereka. Banyak pesanan lukisan yang harus segera diselesaikan. Dia sudah dibayar mahal untuk pekerjaan itu.

            " Tolong ajari kami mengukir kayu !" pinta  beberapa lelaki muda yang sering datang ke rumahnya. Mereka mengagumi motif ukiran pada semua perabotan di  rumah Prabangkara. Tidak jemu-jemunya melihat Prabangkara dengan lincah memahat permukaan kayu sehingga menjadi penuh motif. Seperti memindahkan lukisan dari kertas ke atas permukaan kayu.

            "Datanglah setiap Minggu sore. Aku akan mengajari kalian mengukir ," janjinya kepada mereka. Maka mereka pun tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Rajin dan tekun belajar agar menguasai ketrampilan mengukir seperti Prabangkara. Yang lebih menyenangkan, Prabangkara mengajari secara gratis. Tidak dipungut biaya sepeser pun. Meskipun hal ini tidak disukai istrinya.

            "Mestinya kau minta bayaran dari mereka," omel sang istri. "Mereka bisa menghasilkan uang  dari mengukir. Malah bisa lebih banyak dari penghasilanmu."

Prabangkara tidak menanggapi omelan istrinya. Dia sama sekali tidak  merasa khawatir jika  nanti  penghasilannya berkurang setelah para pemuda itu menguasai ketrampilan mengukir kayu. Mereka butuh waktu lama untuk bisa menyaingi keahliannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun