Mohon tunggu...
Yuni Retnowati
Yuni Retnowati Mohon Tunggu... Dosen - Biarkan jejakmu menginspirasi banyak orang

Dosen komunikasi penyuka film horor dan thriller , cat lover, single mom

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Pahat Prabangkara dan Seni Ukir Jepara

20 April 2020   07:43 Diperbarui: 20 April 2020   07:51 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            "Kelihatannya sudah tidak ada pesanan lukisan lagi," sang istri melongok ke ruangan tempat Prabangkara melukis. Hanya ada satu lukisan yang sedang dikerjakan. Lukisan seorang perempuan setengah baya memakai kebaya putih.

            "Ya, tinggal satu lukisan ini saja," Prabangkara menyahut sambil mendekati sang istri.

            "Tidak ada lagi?" desak sang istri.

            Prabangkara mengangguk tanpa bersuara.

            "Berapa bayaranmu untuk lukisan ini?" istrinya ingin tahu.

            "Cukup untuk makan tiga bulan."

            "Kenapa tidak menarik bayaran dari pemuda-pemuda yang belajar mengukir darimu?"

"Tidak. Aku mengajari mereka dengan sukarela."

"Tetapi kita butuh uang. Mereka bisa mendapatkan uang dengan ketrampilan yang kamu ajarkan. Seharusnya kamu meminta bayaran."

Prabangkara menggelengkan kepalanya. Setelah tiga bulan berlalu,  hanya tersisa dua orang yang  masih belajar mengukir kepadanya. Tiga di antaranya tidak melanjutkan belajar karena merasa tidak berbakat. 

Dua orang yang masih bertahan melanjutkan belajar adalah mereka yang bersungguh-sungguh dan tidak pernah menyerah jika menemui kesulitan. Kini keduanya sudah lancar menggunakan pahat dan bisa mengukir beberapa motif ukiran klasik yang diajarkan sang guru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun