Mohon tunggu...
Yuhana Kusumaningrum
Yuhana Kusumaningrum Mohon Tunggu... Penulis - Manusia

Tamu di Bumi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tujuh Putri Bintang ( fantasi ) part-1

13 Juni 2016   15:14 Diperbarui: 10 Oktober 2016   13:19 2554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Sudahlah, sekarang yang penting bagaimana dengan Merope ?  Masa kita harus meninggalkan dia ?”

“Aduh… Merope, aku  tak sanggup meninggalkanmu sendirian disini...”

“Merope…..aku tidak tega.......”

Merope menggeleng dan tersenyum.

“Tidak apa-apa kak.  Aku sudah cukup lama belajar tentang peradaban di berbagai tempat terutama di Bumi. Aku juga sudah menguasai beberapa bahasa mereka dengan baik. Kurasa aku  bisa menyesuaikan diri dan berbaur dengan masyarakat disini.”

“Mana bisa begitu, Merope ! Kau kan masih kecil !  Dan bagaimana kalau kau bertemu binatang buas di hutan ini ?” protes Electra.

"Merope sudah dewasa, Electra. Meskipun ia yang paling muda diantara kita, tapi aku yakin Merope  bisa menjaga dirinya dengan baik. Dan saat ini memang tak ada lagi yang bisa kita lakukan,” kata Maia.

“Iya kak. Jangan khawatirkan aku. Aku akan mencari jalan ke pemukiman penduduk terdekat. Dan aku yakin masih menguasai ilmu pertahanan diri yang kita pelajari sejak kecil. Sekarang sebaiknya kakak semua segera kembali. Kalau sampai ketahuan kita pergi meninggalkan markas masing-masing tanpa ijin, ayah dan ibu pasti akan sangat marah.”

“Kalau begitu aku akan mampir ke markasmu dalam perjalanan pulang dan memberi instruksi kepada Maleaki supaya menggantikan pekerjaanmu untuk sementara waktu,” kata Alcyone, “Tapi alasan apa yang harus kuberikan padanya ?”

“Terimakasih, kak. Maleaki sudah lama sekali menjadi wakilku. Kerjanya bagus dan ia tak pernah bertanya apapun. Kakak katakan saja aku sedang ada urusan untuk jangka waktu yang tak bisa diperkirakan.”

“Baiklah kalau begitu.”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun