“Sudahlah, sekarang yang penting bagaimana dengan Merope ? Masa kita harus meninggalkan dia ?”
“Aduh… Merope, aku tak sanggup meninggalkanmu sendirian disini...”
“Merope…..aku tidak tega.......”
Merope menggeleng dan tersenyum.
“Tidak apa-apa kak. Aku sudah cukup lama belajar tentang peradaban di berbagai tempat terutama di Bumi. Aku juga sudah menguasai beberapa bahasa mereka dengan baik. Kurasa aku bisa menyesuaikan diri dan berbaur dengan masyarakat disini.”
“Mana bisa begitu, Merope ! Kau kan masih kecil ! Dan bagaimana kalau kau bertemu binatang buas di hutan ini ?” protes Electra.
"Merope sudah dewasa, Electra. Meskipun ia yang paling muda diantara kita, tapi aku yakin Merope bisa menjaga dirinya dengan baik. Dan saat ini memang tak ada lagi yang bisa kita lakukan,” kata Maia.
“Iya kak. Jangan khawatirkan aku. Aku akan mencari jalan ke pemukiman penduduk terdekat. Dan aku yakin masih menguasai ilmu pertahanan diri yang kita pelajari sejak kecil. Sekarang sebaiknya kakak semua segera kembali. Kalau sampai ketahuan kita pergi meninggalkan markas masing-masing tanpa ijin, ayah dan ibu pasti akan sangat marah.”
“Kalau begitu aku akan mampir ke markasmu dalam perjalanan pulang dan memberi instruksi kepada Maleaki supaya menggantikan pekerjaanmu untuk sementara waktu,” kata Alcyone, “Tapi alasan apa yang harus kuberikan padanya ?”
“Terimakasih, kak. Maleaki sudah lama sekali menjadi wakilku. Kerjanya bagus dan ia tak pernah bertanya apapun. Kakak katakan saja aku sedang ada urusan untuk jangka waktu yang tak bisa diperkirakan.”
“Baiklah kalau begitu.”