Mohon tunggu...
Yuhana Kusumaningrum
Yuhana Kusumaningrum Mohon Tunggu... Penulis - Manusia

Tamu di Bumi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Minema ( misteri ) part-2

29 Oktober 2015   09:43 Diperbarui: 10 Oktober 2016   12:44 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Ehm, maaf mengganggu,” Andri membalas dengan sopan. “Nama saya Andri. Saya datang kesini ingin mencari informasi tentang ayah saya yang hilang di gunung ini  sekitar empat bulan yang lalu.”

Terdengar gumaman pelan dari orang-orang yang berdiri di belakang.

“Boleh saya tahu siapa namanya dan berapa usianya ?” tanya Pak Kepala Desa lagi.

“Namanya Bapak Sardi. Usianya 45 tahun,” jawab Andri.

Terdengar gumaman-gumaman lagi. Kali ini lebih keras. Ibu menunduk sambil menutup mulutnya dengan kedua telapak tangan. Pak Kepala Desa mengangkat tangan sedikit untuk meredam keributan di belakangnya.

“Kalau begitu, mari silahkan ikut saya,” ajaknya dengan ramah kepada Andri,” Kita berbincang-bincang sebentar."

Andri mengangguk.

“Hei, tunggu !” protesku keras. “Apa-apaan ini ? Ibu, ada apa ini ?”

Ibu diam saja tak mau melihat kearahku. Pak Kepala Desa menoleh kearahku dan berkata, “Sari ikut juga ya." Lalu berjalan mendahului. 

Ibu berjalan sambil menunduk di belakang Andri.  Yang lain mengikuti tanpa berkata apa-apa. Suasananya sangat kaku dan aneh.

Aku  berjalan di samping Agung sambil tak henti-hentinya berbisik meminta penjelasan. Tapi Agung terus menggeleng, menolak untuk menjawab sambil tetap menggenggam tanganku erat-erat. Kuperhatikan Andri yang berjalan dengan tenang sambil sesekali menyeka keringat yang bercucuran di wajah dan lehernya. Kenapa Andri tidak menoleh sedikitpun kepadaku ? Apa yang terjadi ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun