"Asal lo tahu aja, Is, di planet asal gue, penduduknya menderita homofobia parah. Mereka sering mengecap gue gay atau sejenisnya padahal gue tidak demikian. Makanya gue senang ada Jiyoon yang menerima gue apa adanya. Sebentar lagi dia pasti datang ke sini," kata Jake kepada Isa.
"You're crazy!" kata Isa.
"I know I am. Dan sepertinya Jiyoon sudah tahu soal--" Jake kembali memutus omongannya karena Jiyoon datang tergopoh-gopoh ke restoran Indonesia yang disinggahi Jake dan Isa.
"Jake!" terdengar suara Jiyoon.
"I'm sorry, Is, I gotta go. Jiyoon needs me," kata Jake.
Kemudian Jake dan Jiyoon berbicara hati ke hati.
"Ada yang harus gue katakan, Yoon," kata Jake.
"Tapi lo kan masih marah ke gue?" tanya Jiyoon.
"Hey, itu tidak penting. Lo tahu kenapa gue sering ngomong gue sayang sama lo seakan kita pacaran walaupun kenyataannya kita masih jauh dari kata pacaran?" tanya Jake.
Jiyoon menggeleng.
"Begini. Gue datang dari Norcloh, planet yang letaknya jauh dari sini. Ketika gue masih kecil, gue dijauhi dan dicaci-maki. Mereka gak mau temenan sama gue karena gue dianggap gay dan bodoh dalam hal apa pun. Penduduk Norcloh menderita homofobia parah dan mereka sering ngelemparin sampah bekas makanan ke gue. Makanya gue datang ke Asone karena orangnya ramah-ramah. Mereka menerima orang apa adanya. Kayak lo, Yoon," kata Jake.