Mohon tunggu...
Yudhistira Widad Mahasena
Yudhistira Widad Mahasena Mohon Tunggu... Desainer - Designer, future filmmaker, K-poper, Eurofan.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

He/him FDKV Widyatama '18

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

A Musical Revolution (Bagian 2)

26 Maret 2023   05:45 Diperbarui: 26 Maret 2023   05:48 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bismillahirrahmanirrahim.

Sebelumnya di "A Musical Revolution"...
Jiyoon baru saja pindah dari Houston ke Asone, di mana dia bertemu dengan idolanya, Profesor Hasim Cedar, dan putri bungsunya yang ternyata sahabatnya sejak kecil, Isa. Ketika masuk sekolah baru di Asone Academy, dia dipertemukan kembali dengan teman-teman segengnya di Weeekly. Suatu malam, ketika sedang berkemah, para anggota Weeekly tertabrak asteroid ajaib. Kejadian itu dilihat oleh Jake. Sementara itu, dua anggota tim penyelamat luar angkasa Letnan Rowoon Osterdahl, yaitu Eunwoo dan Naeun, mendapat misi untuk menginvestigasi Asone.

- Bag. 2 -

Malam itu hujan turun dengan gerimis ketika Jiyoon baru sampai rumah. Baru saja masuk rumah, Jeanette sudah menegurnya.

"Jiyoon, dari mana kamu jam segini? Ibu khawatir, Yoon. Kamu ibu suruh untuk pulang sebelum jam 9 malam karena itu jam tidur kamu, tapi kamu baru sampai rumah jam 11 malam. Ibu khawatir kamu ngantuk dan gak bisa fokus belajar!" marah Jeanette.

"Tapi... besok libur... Jiyoon tadi kemping sekalian bahas tugas... sekolah libur tiga minggu, dan Jiyoon dapat tugas bikin esai astronomi... ibu tahu kan, Jiyoon mau jadi astronom..." jelas Jiyoon.

"Astronom? Astronom?! Cita-cita macam apa itu? Ibu tidak mau kamu punya cita-cita yang tidak umum dimiliki orang. Kejarlah cita-cita yang jelas! Ibu suruh kamu belajar di rumah biar kamu bisa masuk jurusan ilmu politik seperti ayah, bukan cita-cita gak jelas seperti ini!" Jeanette bertambah geram.

"Tapi..." Jiyoon berusaha menjelaskan lagi.

"Masuk kamar. CEPAT!" perintah Jeanette. "Dan jangan makan malam."

Jiyoon langsung berjalan gontai masuk kamar tidur. Dinyalakannya laptopnya dan dia melakukan video call dengan Trey, ayahnya tercinta yang sedang bertugas di Gimelhab Selatan. Pipi Jiyoon basah berlinang air mata.

"Ayah..." tangis Jiyoon.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun