Mohon tunggu...
Yono Timore
Yono Timore Mohon Tunggu... wiraswasta -

Seorang Pecinta Cinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kaca Retak

24 April 2014   11:44 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:16 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


"Benarkah itu Tuhan?", aku-pun terhenyak, dan terjadi, di lenganku yang gagah ini (memuji diri sendiri itu perlu Kawan) seorang perempuan bersandar.


Walau Tuhan berkata menyiapkan 2 perempuan buatku, aku memilih satu. Dalam hal ini aku menentang poligami dalam hal rasa. Tak ada Cinta yang bisa di poligami, poligami itu urusan tubuh, bukan rasa. Jika rasa adalah keagunganmu dalam sebuah percintaan, kamu tak akan pernah setuju dengan konsep poligami cinta.


Pun kita tidak mem-poligami cinta pada Tuhan-kan?


Dan itu aku, kamu bagaimana Kawan? Semoga kamu setia dengan satu saja ya.


Hidup berjalan dengan sebagaimana mustinya, aku-pun begitu. Tantri-pun terlihat bahagia dengan pasangannya.


Tapi, taukah kamu sebenarnya apa yang terjadi.


Pertemuan masih sering terjadi, keakraban semakin memuncak, tapi entah kenapa setiap kali bertemu Tantri aku terhantam. Perasaan membuncah kadang juga sendu menggelayut tiba-tiba tanpa bisa kumengerti. Hal sama yang terjadi berulang dan jawabanku masih "entahlah".


"Apa karena ada urusan hati yang belum selesai dengan Tantri?", pertanyaan monolog, saat itu. Jawabannya masih sama, 'entahlah'.


Perasaan ini tak bisa di jelaskan, tak bisa di petakan, bahkan Google Maps buta tentang hal ini.


Aku masih menjalin hubungan dengan seorang perempuan, begitu juga Tantri dengan pasangannya, sebagai penentang poligami rasa, juga karena aku tahu Tantri happy dengan pasangannya maka urusan hati yang masih menjadi pertanyaan atas Tantri kutanggalkan, kuletakkan di bilik hati, kusematkan selimut beludru terbaik untuk tetap membuatnya hangat. Tetap hangat.


Hingga waktu meranjau Cinta. Meranjau, Kawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun