"Andai aku tidak menikah denganmu...andai aku.." Bintang menangis. Aku juga menangis dalam hati. Aku tidak bisa memberi kebahagiaan padanya. Bahkan membuatnya menyesal.
Kemudian suatu malam. Bukan malam yang aneh. Malahan cuaca cerah dan menyenangkan, Bintang menghilang entah kemana.
Anakku pun, Matahari yang cantik itu.. tertabrak kereta ketika sedang bermain-main di pinggiran rel kereta.
Sempurna.. sempurna bukan???
***
Aku memesan tiga bungkus nasi goreng. Yang satu kumakan sendiri dan yang dua bungkus aku berikan pada anak-anak jalanan yang suka mengamen di bus.
Setelah kenyang aku menuju ke stasiun kota. Aku terus berjalan menyusuri rel kereta api hingga hampir mencapai stasiun jayakarta.
Malam itu pun masih seperti malam sebelumnya. Cerah.
DAri kejauhan terlihat lampu kereta yang cemerlang.
Mirip seperti mata Bintang yang cemerlang, dan mirip seperti senyum Matahari yang terang..
kutatap lampu kereta api. Beberapa ratus meter lagi mungkin kereta itu akan sampai ke tempatku.