Mohon tunggu...
yeni purnama
yeni purnama Mohon Tunggu... -

apa nich

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lelaki yang Tidur di Jalanan

18 April 2011   09:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:41 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Untuk apa? Orang seperti kita yang hidup sebagai gelandangan ini tidak ada bedanya antara nikah dengan tidak nikah.. toh tidak ada bedanya. Kita juga tidak akan disertakan dalam pemilu kalaupun kita punya surat nikah.. Bagaimana mau punya surat nikah,, ktp aja nggak punya."ujarku.

"Paling tidak nikahi aku seperti wanita lain.. di depan penghulu.. Aku tidak mau jadi seperti binatang.. kawin dan punya anak sembarangan."

"Memang kamu belum pernah?"

"Kau pikir aku wanita macam apa?"

"bukankah ibumu pernah menyuruhmu jadi pelacur?"

"Aku tidak pernah melakukannya, semenjak ibu berkata seperti itu aku kabur dan hidup sendiri.." katanya. Matanya tampak menerawang. Tangannya memainkan besi pengait."Memangnya kamu sudah pernah?" tanya Bintang.

"Apa?"

"Itu..."

"Maksudnya itu tuh apa?"

"itu...laki-laki dan perempuan..begitu-begitu.."

"Maksudmu kawin? Seks? bersetubuh?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun