Majunya Gibran dan Bobby tidak dapat dikatakan nepotisme karena tidak melanggar hukum dan merugikan negara. Jika terjadi campur tangan presiden ini menjadi preseden buruk bagi iklim dan masa depan politik Indonesia. Ini merupakan upaya pembangunan dinasti politik yang tidak sehat untuk masa depan perpolitikan Indonesia.
Â
        Banyak kritik yang terjadi diantaranya tudingan dinasti politik karena Gibran dan Bobby merupakan keluarga presiden yang sedang menjabat. Selain itu konsistensi ucapan Jokowi soal anaknya yang apatis untuk berpolitik tiba-tiba berubah pikiran. Selain itu muncul. kemudian rekam jejak politik yang minim Gibran dan Bobby menjadi kritik tersendiri terhadap  kontestasi politik di Indonesia.
Â
        Terlibatnya Gibran dan Bobby dalam pemilihan umum walikota Solo dan Medan di masa jabatan Presiden Jokowi tidak melanggar hak asasi dan hukum, karena pada kenyataannya tidak ada norma hukum yang membatasi terbentuknya dinasti politik di Indonesia setelah dilakukan pembatalan pada Undang-undang No.8 Tahun 2015 Pasal 7 Huruf r.
Â
        Namun pada hakikatnya yang dilakukan Jokowi, Gibran dan Bobby, melanggar etika politik dan etika kepemimpinan. Sebagaimana para pendahulunya dan kasus dinasti politik yang terjadi di negara-negara lain maupun di Indonesia baik ditingkat nasional maupun tingkat daerah. Gibran dan Bobby akan sulit menunjukan kinerja yang baik, dan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi sebab fokusnya akan terpasung pada koalisi dan oligarki yang di warisi oleh Presiden Jokowi.
Â
Â
Â
Â