Mohon tunggu...
AH. Yasin J.
AH. Yasin J. Mohon Tunggu... Novelis - Alfa

Terus berkarya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dinasti Politik

4 Desember 2020   23:48 Diperbarui: 4 Desember 2020   23:49 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Adanya ketidak-transparanan pemangku kebijakan dalam menjalankan pemerintahan tidak akan dapat menciptakan pemerintahan yang baik, dalam dinasti politik kecenderungan menutupi kesalahan dan mencari keuntungan untuk kelompok tertentu dapat terjadi. Dengan demikian dinasti politik memiliki konsekuensi negatif bagi pembuatan kebijakan yang demokratis. Terkait persoalan nepotisme, kasus majunya Gibran dan Bobby ini tidak dapat secara langsung dikategorikan nepotisme karena Gibran dan Bobby maju melalui pemilihan langsung. Jokowi tidak secaralangsung   mengangkat  mereka   sebagai  Walikota. Beda halnya dengan jabatan seperti menteri dan sebagainya yang dapat dipilih langsung oleh seorang presiden sebagaimana dulu Soeharto mengangkat anaknya Mbak Tutut sebagai seorang  Menteri  Sosial.  Walaupun  mengangkat  anak  sendiri  juga  tidak  dapat  langsung dikatakan perbuatan nepotisme karena bukan perbuatan melawan hukum dan menyebabkan kerugian negara, tapi disini proses demokratisasi sangat penting.

 

Sebagian besar dinasti politik digunakan untuk melanggengkan kekuasaan dan mencari keuntungan materi melalui jabatan politik, Apalagi pemimpin terpilih dari koalisi tertentu akan mencari untuk mengembalikan modal yang digunakan dalam partai politiknya, sehingga focus kinerja pemimpin terpilih tidak pada pelayanan publik. Dampak dinasti politik yang terjadi berbagai negara tidak jauh berbeda, seperti dampak dinasti politik yang dibuktikan dalam penelitian di Negara Brazil menyatakan bahwa hal ini, mengarah ke pemerintah yang lebih besar tanpa keuntungan yang signifikan dalam kinerja ekonomi atau penyediaan barang publik. Ekspansi pemerintah tampaknya menjadi mekanisme yang digunakan politisi dinasti untuk meningkatkan sewa dan mentransfer sumber daya ke pendukung baik melalui kontrak atau patronase pemerintah.

 

Hadirnya pemain politik lokal yang baru tanpa pengkaderan yang mumpuni akan menghasilkan kader politik atau pemimpin/pejabat politik yang premature, anggota dinasti politik yang terpilih karena karisma dari anggota keluarga yang menjabat atau kekuatan politiknya yang tidak dibarengi dengan keahlian dalam manajemen, membuat kebijakan dan pengambilan keputusan. Hal ini tidak akan membawa kinerja yang baik bagi sehingga melemahkan kinerja pemerintah dan kinerja ekonomi lokal.

 

Terdapat banyak argumen yang mengatakan keberadaan dinasti politik tidak berpengaruh terhadap pembangunan ekonomi dengan melihat pada jumlah masyarakat miskin, dan peningkatan jumlah pekerja, namun dinasti politik juga tidak memberikan kontribusi secara positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Saat ini meskipun belum menjabat sebagai walikota Solo dan walikota Medan, Gibran dan Bobby sebagai pemain politik baru dan belum memiliki prestasi politik apapun, apalagi didukung dengan pengalaman pejabat politik yang lahir dari dinasti politik, kinerja Gibran dan Bobby dapat berujung dengan kinerja yang lemah dalam birokrasi maupun ekonomi seperti pendahulunya.

 

 

Kesimpulan

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun