Â
Hidupku boleh di bilang biasa-biasa saja, tak ada yang terlalu istimewa. Apalagi sejak kepergian Bunda, karena aku anak semata wayang dan papaku seorang pengusaha yang sering pergi keluar kota, hidupku jadi bertambah sepi. Kegiatan sehari-hari yang ku lakukan sepulang sekolah hanyalah nonton tv, belajar, les, atau kalau lagi suntuk jalan-jalan keluar. Karena aku bukanlah orang yang suka belanja ataupun memanjakan diri ke salon meski keuanganku mampu, paling....ke toko buku.
Hubunganku dengan teman-temanku juga tak ada yang istimewa, boleh di katakan aku tak punya teman yang sangat akrab atau bisa di bilang cs, sohib, atau apalah.... Hanya pertemanan biasa.
Penampilanku juga tak suka glamor meski jika aku mau aku bisa saja seperti itu, soal tampang....aku memang tidak terlalu cantik, tapi boleh di bilang imut. Aku tidak feminin juga tidak tomboy, memang seperti inilah aku.
Suatu hari aku di kejutkan karena tiba-tiba ayah membawa seorang wanita cantik ke rumah dan mengenalkannya padaku sebagai calon istrinya. Wanita itu seumuran dengan papa dan memiliki dua anak perempuan, dan satu anak laki-laki. Tapi dia masih cukup cantik dan seksi, sangat terlihat sekali kalau dia selalu menjaga tubuhnya tetap terawat, namanya Linda. Pantas saja kalau ayah sampai kecantol, mungkin ABG juga bisa kepikat. Anak pertama tante Linda adalah seorang perempuan, umurnya 22 tahun, namanya Lana. Yang ku dengar dia tinggal di apartemen dan memilih hidup sendiri, aku belum pernah bertemu dengannya hingga hari H, anak kedua laki-laki berumur 19 tahun hanya satu tahun lebih tua dariku, namanya Lucky, dia cukup tampan. Dan yang terakhir, 16 tahun, Lucy, dia cantik sekali seperti mamanya.
Tak lama setelahnya, Tante Linda resmi menjadi ibu tiriku. Mama Linda memang tak bisa di bilang jahat karena tak pernah menyiksaku, tapi seperti ibu tiri lainnya tentu saja dia tidak memperhatikan aku seperti memperhatikan Lucy. Sikap Lucky dan Lucylah yang terkadang membuatku jengah, kerjaan mereka hanyalah menghamburkan uang dan main-main. Terutama Lucy yang selalu judes padaku.
Beruntungnya ayah menolak ketika mama Linda mengusulkan untuk mengatur keuanganku, karena ayah tahu aku bukan tipe gadis yang boros. Selama ini ayah cukup puas dengan kepandaianku mengatur keuanganku sendiri, setidaknya tagihan ATMku tidak pernah membuat ayah pusing.
Tak terasa sudah hampir 2 tahun tante Linda menjadi mama tiriku, aku semakin tahu bagaimana tingkah lakunya di belakang ayah, tetapi ayah sangat menyayangi mama Linda. Bagiku, selama mama Linda tidak bermain serong dengan lelaki lain di belakang ayah, tidak akan masalah bagiku. Meski belakangan terkadang dia bersikap kasar padaku, apalagi Lucy yang suka menyuruhku ini dan itu. Sebagai kakaknya aku memenuhi keinginannya selama itu masih wajar.
Yang membuatku muak adalah tingkah Lucky yang terkadang menggodaku, entah dalam keadaan mabuk ataupun sadar. Terkadang dia sering berkata jorok padaku saat menggodaku, dan karena itu terkadang tanganku gatal sekali ingin memberinya hadiah di pipinya.
* * *
Suatu hari, saat aku sedang bersantai di rumah sendirian. Karena semua orang pergi berlibur, aku menolak ikut karena malas dengan Lucky, dia pasti akan mencari kesempatan untuk bisa berdua denganku, lalu menggodaku lagi. Takutnya dia bisa nekat jika sedang ada kesempatan, di rumah dia tak terlalu berani berbuat nekat karena ada mbok Inem, ada mang Dito, dan juga pak Rudi, satpam rumahku yang bertubuh tinggi besar. Mang Dito adalah pengurus kebun, aku cukup dekat dengan mereka sejak kecil dan selalu berusaha berada dekat dengan mereka, karena itu membuatku sedikit aman.