Aku hanya menggangguk kecil dan menunduk untuk menyembunyikan rona pipiku yang mulai kurasa memerah dan jantungku yang berdegup kencang karena perilaku Hario padaku.
     "Lia!", panggilnya mengangkat daguku dan menatapku.
     "Kenapa?"
     "Kamu sakit?"
     "Tidak"
     "Terus, kenapa muka kamu memerah begitu kamu salah tingkah ya liat wajah tampanku"
     "Apaan sih, ternyata kamu orangnya narsis juga ya"
     "Hahaha..... memang kenyataannya begitu kan", katanya tertawa.
     "Hmmm, ngomong-ngomong, kenapa sih kamu ajak aku menemani kamu, aku kan bawahan kamu dan masih banyak permpuan yang mau jalan sama kamu, kok kamu mau-maunya sih mengajak aku?"
     "Lagi kepengen saja mengajak kamu, memang kamu keberatan ya, aku ngajak kamu? Aku tak pernah kok memandang orang dari derajatnya, yang paling penting buat aku itu, orang yang menemani aku itu bisa buat aku nyaman. Apa kamu keberatan aku ajak ke sini? Sampai harus bertanya seperti itu?"
     "Tidak, aku sama sekali tak keberatan kok, malah aku senang kamu ajak aku kesini"