"Hanya satu ? Aku lihat di pertempuran keduanya di sini ?."
"Benar tuan. Keduanya memang di sini, di kademangan ini. Tapi mereka tidak tinggal serumah." Jawab Senopati.
"Tinggal di mana yang satunya ?"
"Di dusun Majalegi, tinggal di rumah orang tua angkat Sembada. Anak saya."
"Ohhh" lelaki itu mengangguk-anggukan kepala.
Segera mereka bergegas memacu kuda menuju balai kademangan. Seorang pengawal yang bertugas di balai itu segera menghampiri ketika mereka turun dari kuda. Pengawal itu meminta tali kendali kuda dan menuntun hewan itu ke tempat kuda-kuda tamu ditambatkan.
Malam telah larut, semua korban luka yang ditampung di bale itu juga telah tidur nyenyak. Dengan langkah pelan agar tak mengejutkan mereka yang pulas tidur, senopati dan pemimpin pasukan berkuda berjalan menuju ruang tengah rumah ki demang.
"Silahkan tuan beristirahat di ruang saya dulu tuan." Kata senopati.
"Kamu mau kemana ?" Jawab lelaki itu.
"Ke dapur tuan. Barangkali masih ada makanan kecil dan minuman untuk tuan."
"Aaahh, malam telah larut. Jangan mengganggu petugas dapur yang perlu juga beristirahat."