Dengan mengendap-endap di balik tanaman perdu mereka memasuki halaman belakang dapur umum itu. Setelah dekat mereka berhenti mengamati keadaan. Tak ada penjagaan yang kuat di tempat itu. Semua orang nampak sibuk menyiapkan ransum makan bagi pasukan yang sedang bertempur.Â
Lelaki tinggi kekar itu mengangkat tangannya, lantas berteriak lantang.
"Seraaaannggg.!!!"
Orang-orang yang sibuk di dapur umum itu sangat terkejut melihat banyak sekali prajurit berdatangan ke tempat mereka. Naluri mereka yang tajam menangkap bahaya datang menjenguk mereka. Segera mereka sibuk mencari senjata untuk bertahan. Maka pertempuran terjadi di tempat itu dengan sengitnya.
Jumlah prajurit yang mereka hadapi terlalu banyak, maka sebentar saja orang-orang yang bertugas di situ bertekuk lutut. Tak ada korban yang tewas dalam aksi penyergapan itu. Hanya luka-luka kecil bekas goresan senjata para prajurit.
"Ikat mereka. Dan hancurkan semua makanan yang siap mereka bawa ke medan." Kata lelaki tegap kekar itu.
Semua prajurit menjalankan tugas sesuai perintah pimpinan. Sebagian mengikat kaki dan tangan para petugas dapur di pesanggrahan itu. Sebagian menghancurkan makanan yang siap mereka bawa ke medan. Sebagian lagi ikut pimpinan penyergap itu mencari lumbung-lumbung padi para perusuh kademangan Maja Dhuwur.
Mereka temukan puluhan pedati di halaman belakang rumah penduduk. Setelah mereka periksa, isinya bahan makanan; beras, sayuran dan berbagai bahan lauk-pauk. Beberapa ekor sapi tertambat dekat pedati, dengan tenang hewan-hewan itu makan rumput yang disediakan.
"Pasang sapi-sapi itu ke semua pedati. Kita bawa persediaan makan mereka jauh dari sini." Perintah lelaki tegap gagah itu.
Semua prajurit bekerja, setelah siap semua, mereka segera membawa puluhan pedati itu keluar dari desa Sambirame. Kuda-kuda prajurit yang kini menjadi sais pedati itu dibawa teman-temannya mengikuti puluhan pedati yang berjalan pelan di depan.
Tiga prajurit berkuda yang paling belakang menyeret dedaunan yang mereka ikat di tanah, untuk menghapus jejak. Agar tak ada pasukan musuh yang tahu kemana pedati-pedati itu di bawa.