Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bab 44. Pasukan Berkuda (Cersil STN)

7 Agustus 2024   19:04 Diperbarui: 7 Agustus 2024   20:29 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar dokpri

Lelaki tinggi kekar itu mengangkat tangannya, lantas berteriak lantang.

"Seraaaannggg.!!!"

Orang-orang yang sibuk di dapur umum itu sangat terkejut melihat banyak sekali prajurit berdatangan ke tempat mereka. Naluri mereka yang tajam menangkap bahaya datang menjenguk mereka. Segera mereka sibuk mencari senjata untuk bertahan. Maka pertempuran terjadi di tempat itu dengan sengitnya.

Jumlah prajurit yang mereka hadapi terlalu banyak, maka sebentar saja orang-orang yang bertugas di situ bertekuk lutut. Tak ada korban yang tewas dalam aksi penyergapan itu. Hanya luka-luka kecil bekas goresan senjata para prajurit.

"Ikat mereka. Dan hancurkan semua makanan yang siap mereka bawa ke medan." Kata lelaki tegap kekar itu.

Semua prajurit menjalankan tugas sesuai perintah pimpinan. Sebagian mengikat kaki dan tangan para petugas dapur di pesanggrahan itu. Sebagian menghancurkan makanan yang siap mereka bawa ke medan. Sebagian lagi ikut pimpinan penyergap itu mencari lumbung-lumbung padi para perusuh kademangan Maja Dhuwur.

Mereka temukan puluhan pedati di halaman belakang rumah penduduk. Setelah mereka periksa, isinya bahan makanan; beras, sayuran dan berbagai bahan lauk-pauk. Beberapa ekor sapi tertambat dekat pedati, dengan tenang hewan-hewan itu makan rumput yang disediakan.

"Pasang sapi-sapi itu ke semua pedati. Kita bawa persediaan makan mereka jauh dari sini." Perintah lelaki tegap gagah itu.

Semua prajurit bekerja, setelah siap semua, mereka segera membawa puluhan pedati itu keluar dari desa Sambirame. Kuda-kuda  prajurit yang kini menjadi sais pedati itu dibawa teman-temannya mengikuti puluhan pedati yang berjalan pelan di depan.

Tiga prajurit berkuda yang paling belakang menyeret dedaunan yang mereka ikat di tanah, untuk menghapus jejak. Agar tak ada pasukan musuh yang tahu kemana pedati-pedati itu di bawa.

Demikianlah seratus prajurit berkuda itu telah menjalankan tugas pertamanya. Mereka meninggalkan pedati-pedati tanpa melepas sapi-sapinya di jalanan dusun Tanda Wangsa. Kini mereka berpacu menuju medan pertempuran di kademangan Maja Dhuwur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun