Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bab 44. Pasukan Berkuda (Cersil STN)

7 Agustus 2024   19:04 Diperbarui: 7 Agustus 2024   20:29 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar dokpri

Itulah sebabnya semua jurus tingkat tinggi yang dimiliki Gagak Arga tidak segera mampu melumpuhkan pemuda itu. Bahkan ia merasakan sengatan-sengatan ujung cambuknya kian menyakitkan. Bahkan ujung cambuk berkerah baja runcing itu telah mampu melukainya di beberapa tempat.

Lain lagi yang tengah dihadapi oleh Srigunting. Gembong penjahat golongan hitam dari gunung Kendeng itu sangat marah mendengar muridnya tertebas kepalanya dari teriakan-teriakan pengawal kademangan Maja Dhuwur. Tak tahan oleh geramnya hati ia langsung terjun ke gelanggang.

Setiap pengawal atau prajurit yang ia temui, selalu ia bertanya, siapa pembunuh muridnya ? Tentu saja pengawal dan prajurit bingung.  Mereka tak kenal Srigunting dan Gemak Sangklir. Apalagi hubungan di antara keduanya. Jika pengawal dan prajurit itu tidak segera menjawab, tangan kanannya bergerak cepat memukul, maka pecahlah kepala pengawal dan prajurit itu. 

Kelakuan Srigunting tercium oleh prajurit penghubung. Prajurit itu bergegas mencari keberadaan Sekar Arum. Ketika telah bertemu disampaikanlah berita itu. Sekar Arum lantas meminta agar penghubung itu memberi tahu di mana keberadaan Srigunting sekarang.

"Ia di tengah pasukan induk."

Sekar Arum segera melompat tinggi. Dengan ilmu peringan tubuhnya ia berlari di medan pertempuran menggunakan kepala orang-orang sebagai tumpuan kakinya. Sebentar saja ia telah sampai di arena pasukan induk tertempur.

Ia segera menukik ke bawah saat melihat seseorang yang hendak memecahkan kepala prajurit. Tangan kanan Srigunting sudah terangkat tinggi, jari-jarinyapun sudah mengepal, tinggal digerakkan untuk membentur kepala seseorang yang ia cekik lehernya dengan tangan kiri.

Namun peristiwa mengerikan itu batal terjadi karena ucapan Sekar Arum.

"Jika tuan mencari pemenggal kepala Gemak Sangklir, murid tuan, akulah orangnya. Jangan lampiaskan dendam tuan kepada orang lain. Aku, Sekar Arum, siap menghadapi tuan. Kapanpun tuan inginkan berperang tanding." Kata Sekar Arum tegas.

"Jumawa !!! Bayi kemarin sore yang belum hilang pupur lempuyang di dahimu berani menantangku perang tanding. Jika kau mampu menghindari lima jurus dari ilmu kanuraganku, kuanggap kaulah yang menang. Kita cari tempat yang longgar."

"Di sinipun tempat yang longgar tuan. Lebih dari cukup untuk membuat lubang kubur jasad tuan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun