Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Bab 37: Lomba Tanding (Cersil STN)

10 Juli 2024   16:27 Diperbarui: 10 Juli 2024   23:58 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertarungan mereka di bawah pengawasan seorang prajurit dari pasukan Bala Putra Raja yang di tugaskan di kademangan itu. Dia adalah Jalak Seta, yang sudah banyak dikenal warga sebagai lurah prajurit yang ditugaskan oleh Senopati Narotama.

Ketika gong berbunyi Jalak Seta berteriak sambil menurunkan tangannya yang semula diangkat tinggi. "Mulai."

Lelaki itu lantas mundur ke tepi panggung memberi kesempatan Guritno dan Sanepa bertarung. Sebentar kemudian dua peminpin pengawal itu segera berlaga menunjukkan kemampuan olah kanuragan mereka. 

Di mata warga Maja Dhuwur yang menyaksikan, pertarungan itu sudah cukup menakjubkan. Gerakan mereka cepat keras dan indah. Namun keduanya memang belajar kanuragan dari sumber yang sama, juga lama berlatih yang tak jauh berselisih waktu, sehingga tampak mereka seimbang.

Keduanya saling serang dan desak bergantian dengan dahsyatnya. Membuat hati para penonton yang menyaksikan ikut tegang. Namun pertarungan mereka segera berhenti ketika suara kenthongan berbunyi.

Jalak Seta lantas maju kedepan dan memanggil mereka yang baru bertarung untuk berjabat tangan. Guritna dan Sanepa maju pula, tidak sekedar berjabat tangan tapi juga berangkulan dan saling tepuk punggung bekas pasangan mereka bertanding. Ketika mereka turun panggung penonton bersorak meriah sekali.

Malam itu pasangan yang bertanding selanjutnya di atas panggung antara lain Palguna dari Wana Asri melawan Dananjaya dari Tempuran, Palgunadi adik Palguna melawan Jatmika dari dusun Pelem, dan terakhir Sambaya dari dusun Maja Legi melawan sahabat karibnya Kartika dari dusun Jambu.

Bagi penonton yang paling menegangkan hati mereka adalah pertarungan Sambaya dan Kartika. Meski mereka sehari-hari bersahabat, namun saat di panggung mereka seperti musuh bebuyutan. Keduanya bertarung dengan cepat keras dan dahsyat. Bergantian saling menyerang dan mendesak dengan seru dan sengit.

Kartika bertarung dengan ganas seperti harimau liar. Sambaya meladeninya seperti banteng yang ketaton alias terluka. Keduanya bertarung habis-habisan. Berulang kali tepuk sorak membahana dari para penonton.

Namun ketika kenthongan berbunyi tanda pertarungan harus di akhiri, keduanya dengan patuh menghentikan gerakan-gerakan mereka. Tanpa dipimpin Jalak Seta keduanya berjabat tangan dan berangkulan turun panggung. 

Sorak sorai kembali gemuruh dari tengah penonton. Beberapa remaja bahkan melepas baju melonjak- lonjak kegirangan, sambil melambai-lambaikan baju mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun