"Sebulan ?"
"Benar guru, sebulan. Â Tapi dalam goa sudah tersedia lengkap bahan makanan. Â Goa itu dindingnya terlukis gambar semua jurus ilmu kita guru. Â Bahkan petunjuk untuk mencapai tataran tertinggi dari ilmu kita. Â Aji Tapak Naga Angkasa."
"Dan kau mempelajarinya ?"
"Benar guru, sampai tuntas"
"Ternyata benar dugaanku. Cahaya wajahmu adalah pancaran aji Tapak Naga Angkasa. Berarti kau sudah mampu pisah raga dan sukma."Â
"Benar guru. Bahkan saya memperoleh warisan cambuk pusaka Naga Geni dari ki Kidang Gumelar"
Tiba-tiba Ki Menjangan Gumrising memeluk Sembada sembari menepuk-nepuk punggung anak muda itu. Beberapa kali mencium kening Sembada dengan air mata yang berjatuhan.
"Aku bangga denganmu Sembada. Seperti Ki Kidang Gumelar kau kelak akan menjadi tokoh pendekar legendaris di negeri ini. Pangestuku untukmu."
"Terima kasih guru."
"Bagaimana dengan tugasmu kedua. Apakah kau sudah memperoleh informasi tentang Songsong Tunggul Naga, payung keramat pusaka Medang yang hilang ?"
"Sudah guru. Dari Gusti Senopati Narotama. Kami bertemu di kademangan Majaduwur. Setelah beliau menjajagi ilmuku, beliau perintahkan aku mengambil pusaka itu. Menurut para telik sandi pusaka itu berada di padepokan Lodhaya, di lereng Kelud sebelah selatan."