Menjelang senja Sembada pamit kepada Mbok Kanthi untuk melanjutkan perjalanan. Sebenarnya Mbok Kanthi keberatan, ia ingin mengambil Sembada anak angkat, menggantikan anaknya yang telah tiada, juga menemani hidupnya yang kini sebatang kara.Â
Namun terpaksa ia merestui Sembada meninggalkan dirinya. Karena ia sedang menjalankan tugas berat dari gurunya yang tak mungkin ia lalaikan. Dengan berlinang air mata Mbok Kanthi melepas Sembada meninggalkan rumahnya.
"Kalau ada kesempatan tengok aku Sembada. Biar aku tetap merasa tidak sendirian hidup." Minta Mbok Kanthi.
"Ya Mbok. Aku berjanji. Hendak kemari jika waktuku longgar." Jawab Sembada.
Akhirnya Sembada meninggalkan rumah itu. Ia larikan kudanya dengan cepat, ia ingin sampai padepokan Cemara Sewu sebelum pagi.
Memasuki desa ketiga setelah bekas kotaraja, tiga orang yang kehilangan buruannya, yang kini sedang di kedai melihat Sembada lewat. Mereka bergegas membayar minuman yang mereka pesan dan tergesa-gesa mengejar Sembada.
Ketika Sembada mendengar tiga kuda berlari kencang lewat  jalur yang dilaluinya, ia meminggirkan kudanya dan mengurangi kecepatannya.
Namun ketika dekat dan ketiga kuda itu berbalik arah setelah melewati dirinya ia sedikit terkejut. Apalagi ketiga orang itu menyatakan diri telah memburunya.
"Kemana saja kamu, ingin bersembunyi dari kami ya ? Tiba-tiba menghilang. " kata salah satu dari mereka yang paling tua.
"Kenapa aku harus bersembunyi, aku hanya mampir ke suatu tempat." Jawab Sembada.