"Apakah kakakmu ada ?"
"Mencari Kakang Kartika apa mencari aku ? "
"Mencari Kartika...."
"Oooo ada kang. Â Sebentar tunggu dulu aku panggilkan. Â Kalau nggak ada kegiatan jaga gardu perondan, masih sore biasanya sudah tidur."
"Tidur, waktu segini ?"
"Iya. Habis mau apa. Â Nggak ada yang dikerjakan."
Gadis itu kemudian masuk ke dalam rumah. Memanggil-manggil kakaknya. Â Sebentar kemudian seorang pemuda keluar masih berkerudung kain, Â Matanya mengerjap-ngerjap kena cahaya oncor.
"Kakang Sambaya, Kaukah itu ?"
"Iya, Adi Kartika. Â Sengaja aku datang kepadamu karena ada hal penting yang ingin aku sampaikan. "
"Ohhh, baik kakang. Â Silahkan duduk di sana dulu, aku ke belakang sebentar." Â Kata Kartika sambil menunjuk sebuah bangunan kecil di pojok halaman. Â Sambaya menengok ke arah bangunan kecil yang dituding telunjuk Kartika.
Ketika Kartika beranjak pergi hendak ke belakang dulu, Sambaya melangkah ke arah bangunan kecil itu. Â Ternyata itu bangunan mirip sebuah gardu, namun ukurannya lebih besar. Tiang-tiangnya terbuat dari kayu nangka, atapnya genting dari tanah liat. Â Tempat duduknya papan-papan kayu nangka juga.