"Aku sudah tahu jadwal dia. "
"Benar lho Kang, nanti mampir. Â Sampaikan salamku buat Prapti."
"Aku sendiri bawa salam."
"Hahahaha, aku menyerah deh. Â Kalau harus bersaing dengan Kakang Sambaya."
Pemuda itu hanya tersenyum. Â Ia melanjutkan jalannya menuju rumah sahabatnya. Â Selang beberapa saat ia telah masuk halaman rumah terbesar juragan ternak di dusun Jambu. Halaman rumah nampak terang, dua buah oncor selalu menyala setiap malam.
Seorang gadis menyambutnya saat ia mengucapkan salam.
"Tumben Kang datang kesini. Â Sudah lama Kang Sambaya tidak mencari Kakang Kartika."
"Iya Prap... baru sekarang bisa berkunjung."
"Sudah punya kekasih ya Kang ? Â Kok nggak pernah nongol."
"Ahhh mana ada yang mau sama aku. Â Pemuda miskin."
"Meski miskin Kakang Sambaya pemimpin pengawal dari dusun Majalegi."