"Ya Tuhan kamu kenapa dek?" panik Shaka yang melihat Jihan menangis kembali.
   Jihan yang saat itu tidak bisa menahan tangisnya lagi langsung berhambur memeluk sang kakak sambil menenggelamkan wajah nya di dada bidang Shaka.
   Shaka tentu saja kaget, tidak biasa nya Jihan menangis separah ini kecuali dulu saat sang nenek meninggal dunia. Shaka yang saat itu bingung harus melakukan apa hanya bisa mengelus punggung adiknya untuk menenangkan nya, karena jujur saja Shaka paling tidak bisa jika harus menenangkan orang yang menangis, dia bingung harus melakukan apa.
   "Ya Allah dek kamu kenapa?"
   "Dia kenapa kak?" tanya bunda berturut-turut. Bunda yang baru saja datang dari dapur kaget melihat putri nya menangis dalam dekapan Shaka.
   "Gatau bun, tadi pas kakak mau nyusulin dia tiba-tiba udah sampai rumah terus langsung nangis"
   Sementara itu, Bian dan Kala yang mendengar keributan dari lantai bawah buru-buru turun untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
   "Loh, dia kenapa kak?" tanya Kala yang hanya dibalas dengan gelengan oleh Shaka.
   "Adek nya suruh duduk dulu, terus kasih minum biar tenang" Bian tetaplah Bian, disaat semua orang panik dia masih bisa menenangkan keadaan.
   Bunda dan Shaka membawa Jihan untuk duduk di sofa, memberikan si bungsu segelas air untuk sedikit menenangkan nya.
   "Mau cerita adek kenapa?" tanya bunda hati-hati setelah melihat putrinya tenang.