Di sisi lain Shaka sudah berada di dapur dengan apron yang terpasang di tubuh nya, dia sudah mandi sejak subuh tadi karena tau kejadian seperti ini pasti terjadi. Pagi ini dia harus memasak karena tidak cukup waktu jika harus membeli diluar, terlebih harus mengantri. Hari ini dia memutuskan memasak nasi goreng, karena selain cepat hanya makanan itu yang ia yakin bisa membuat nya dengan baik.
   Di sela memasak nya dia masih saja mendengar teriakan Tio yang menggedor kamar mandi lantaran Bian yang tidak juga keluar.
   "Bian lo ngapain sih di dalem? Lama banget?"
   "Lagi menuntaskan urusan alam" Bian menjawab santai tidak peduli teriakan Tio dari luar.
   "Coba cek kamar mandi atas, si adek kayanya udah selesai" ujar Shaka yang sudah pusing mendengar teriakan Tio.
   Tio yang mendengar saran Shaka langsung saja berlari ke atas, sepertinya benar Jihan sudah selesai, buktinya tidak terdengar suara Tio menggedor kamar mandi.
   "Kakak!!" teriak Jihan dari lantai atas
   Shaka yang mendengar teriakan sang adik hanya bisa menghela nafas nya, ada apalagi ini.
   "Kenapa dek?" balas Shaka tak kalah berteriak
   "Liat dasi aku gak?" tanya nya setengah panik lantaran hari ini adalah jadwal upacara, bisa dihukum Jihan jika pergi ke sekolah tanpa dasi.
   "Coba cari di lemari, biasa nya ibu taro disitu"