“Hebat. Ada utang sama kamu?”
“Dua puluh lima rangkai tudung saya belum dibayar.”
“Sejak kapan?”
“Setahun lalu, Mak.”
“Cukup lama. Sudah kau tagih?”
“Sudah bosan, Mak. Dia mengaku lagi bangkrut. Selalu begitu.”
“Coba lagi, siapa tahu dibayar, sekarang sedang maju usahanya.”
“Dia juga berutang pada Emak?”
“Seratus.”
“Seratus rangkai Mak, belum juga dibayar?”
“Hanya dibayar janji. Janji membayarnya tak juga ditepati.”
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!