"Iya maaf, habisnya Emak sih. Ya sudah, sekarang Emak tenang saja, biar saya dan bang Sapri yang akan mencarinya. Kalau ketemu mau diapakan dia, mau direbus?"
 "Marsani, santun sedikitlah kamu bicara!"
"Iya, maaf Mak."
"Jelek-jelek begitu juga anak kesayanganku. Waktu bayi dia ganteng." Sepeninggalan Marsani, Mak Juminah meracau sendiri.
***
Pagi. Pasar kompleks perumahan mulai ramai. Â Para pedagang ikan dan sayuran mulai menggelar dagangan di kiosnya masing-masing. Pembeli terus berdatangan.
 "Sahur, sahur!" teriak pemilik kios setengah bergurau membangunkan seseorang yang terbungkus kain sarung dan beralas kardus.
Yang dibangunkan tak bergeming.
"Mas, mas, bangun sudah siang!" Tangannya menepuk-nepuk.
Tak ada perubahan.
Setelah semua gembok dibuka, diangkatnya rollong door. Suaranya berisik. Pemilik kios berinisiatif membangunkannya dengan cara lain. Mulutnya didekatkan ke telinganya. "Kebakaran, kebakaran, kebakaran!"