"Emak sakit?"
"Tidak, emak tidak sakit."
Dia ragu, tapi Mak Juminah memaksa.
"Piyu, pulang dulu deh, makan! Besok jualan lagi yah!" Â celoteh pedagang bubur ayam seakan dia masih anak-anak.
Di rumahnya ada tamu, seorang perempuan dan anak gadisnya. Mereka dari kampung seberang, yakni kampung sebelah yang hanya dibatasi oleh aliran sungai kecil.
Mak Juminah mengenalkan, "Ini Mak Saodah dan ini anaknya Icih."
"Mau ngapain ke sini?"
"Mau mengenalkan kamu dengan Icih. Dia baik orangnya. Ayo salaman!"
"Malu ah!"
Mak Juminah menarik tangan keduanya hingga bersentuhan. "Ayo salaman!"
Meskipun lebih muda dua belas tahun, gadis yang hendak dijodohkan kepadanya tak jauh berbeda kondisi mentalnya.