Mohon tunggu...
USMAN HERMAWAN
USMAN HERMAWAN Mohon Tunggu... Guru - Belajar untuk menjadi bagian dari penyebar kebaikan

BEKAS ORANG GANTENG, Tangerang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tentang Si Piyu

21 September 2020   00:00 Diperbarui: 21 September 2020   00:22 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Iya maaf, habisnya Emak sih. Ya sudah, sekarang Emak tenang saja, biar saya dan bang Sapri yang akan mencarinya. Kalau ketemu mau diapakan dia, mau direbus?"

 "Marsani, santun sedikitlah kamu bicara!"

"Iya, maaf Mak."

"Jelek-jelek begitu juga anak kesayanganku. Waktu bayi dia ganteng." Sepeninggalan Marsani, Mak Juminah meracau sendiri.

***

Pagi. Pasar kompleks perumahan mulai ramai.  Para pedagang ikan dan sayuran mulai menggelar dagangan di kiosnya masing-masing. Pembeli terus berdatangan.

 "Sahur, sahur!" teriak pemilik kios setengah bergurau membangunkan seseorang yang terbungkus kain sarung dan beralas kardus.

Yang dibangunkan tak bergeming.

"Mas, mas, bangun sudah siang!" Tangannya menepuk-nepuk.

Tak ada perubahan.

Setelah semua gembok dibuka, diangkatnya rollong door. Suaranya berisik. Pemilik kios berinisiatif membangunkannya dengan cara lain. Mulutnya didekatkan ke telinganya. "Kebakaran, kebakaran, kebakaran!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun