Yang dibangunkan pelan-pelan menggeliat. Sarung yang menutupi wajahnya dibuka. Â Dia menggosok-gosok matanya. Dia berusaha memulihkan kesadaran. Pandangannya menyapu ke segala arah. "Gak ada kebakalan!"
"Eh.... ternyata kamu Piyu? Ngapain tidur di sini?"
"Londa, Om."
"Siapa suruh kamu meronda di sini?"
Dia geleng kepala.
"Bangun! Â Sana pergi, urusin dagangan kamu!"
"Libul."
"Libur apa? Kenapa libur?"
"Gak jualan."
Tak ingin banyak bicara, diberinya uang lima ribuan. "Buat sarapan."
"Makasih, masih punya." Piyu menolak. Selanjutnya, dia pergi ke tempat biasa dia berjualan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!