Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Freelancer - Pensiunan yang ingin terus menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berusaha menuliskan apa saja yang bermanfaat, untuk sendiri, semoga juga untuk yang lain

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Barang Titipan

26 Agustus 2020   14:20 Diperbarui: 26 Agustus 2020   14:25 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dokter Mira mengangguk. "Terus, rencananya akan dimakamkan di mana?"

"Nanti lah Aku bicarakan sama sumaiku."

Dokter Mira tidak bertanya lagi. Terus memegang setir, sementara Aku terus memeluk Humaira.

Sampai di rumah, Aku langsung membaringkan Humaira di kasurnya.

"Serius Kamu ga mau Aku temani sampai suamimu tiba?"

"Ya!" jawabku pendek.

"Baiklah, Nis! Aku tahu, Aku kenal kau sudah lama. Kamu pasti tabah menghadapi ini semua. Pamit ya, assalamu'alaikum." Dokter Mira memelukku erat.

"Wa'alaikum salam, terima kasih, Mir." Kubalas pelukannya.

Aku tengok jam dinding, pukul 17.45, sudah mau maghrib. Aku segera bergegas ke kamar mandi.

Setelah sholat maghrib dan berdo'a, kusempatkan membaca al-Quran, dua halaman cukup menenangkanku. Ketika hendak mengembalikan al-Quran ke rak buku, pandanganku tertarik ke sebuah kitab hadits. Entah kenapa, hati ini menggerakkan tangan untuk meraihnya. Aku membukanya hampir halaman tengah, kubaca, tertegun Aku membaca sebuah hadits yang mengisahkan tentang Ummu Sulaim. Kuresapi kisahnya. Ada sedikit senyum dalam hatiku.

Bunyi gawai mengagetkanku. Dari suamiku, hanya pesan singkta, 'maaf Abang terlambat, ada tabrakan di tol, lumayan macet'.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun