"Jawab saja Bang, bolehkah Kita menahan sesuatu itu dan tidak menyerahkannya pada yang punya?"
"Iya ga boleh dong. Itu berarti bukan milik Kita. Lagian, barang apa sih?" Suamiku penasaran.
Aku meraih kedua tangan suamiku dan kucium keduanya.
"Bang, Abang masih cinta sama Aku kan?" lirih Aku bertanya.
"De ..., ada apa sih? Subuh-subuh sudah nanya yang aneh-aneh. Ya pasti, Abang masih cinta. Memang kenapa De?" Suamiku membetulkan mukenaku.
Aku memeluk suamiku erat, airmata yang sejak tadi kutahan, tumpah ruah beriringan dengan tangisanku. "Maafkan Aku Bang, Aku tidak bisa menjaga amanahmu."
"Ada apa ini, kenapa Kau menangis De?" Suamiku melepaskan pelukanku.
"Humaira, Bang." Aku tak sanggup memandang matanya yang menatapku.
"Ada apa dengan Humaira?"
"Dia ..., Dia diambil oleh pemiliknya ...." Aku berkata sambil menjatuhkan wajahku ke pangkuannya.
"Maksudnya ... bagaimana." Suamiku memegang bahuku berusaha mengangkatku. Tapi Aku bertahan, bersimpuh di pangkuannya.