Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Freelancer - Pensiunan yang ingin terus menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berusaha menuliskan apa saja yang bermanfaat, untuk sendiri, semoga juga untuk yang lain

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Barang Titipan

26 Agustus 2020   14:20 Diperbarui: 26 Agustus 2020   14:25 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Begitulah Bang! Abang ga usah khawatir, Humaira baik-baik saja kok."

"Ya sudah kalau begitu, Abang kerja lagi ya. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam."

Entah mengapa perasaanku kali ini berbeda. Sudah beberapa kali Humaira mengalami seperti semalam dan berakhir harus menginap di rumah sakit. Tapi, kali ini di hatiku seperti ada sesuatu yang berbeda dari biasanya.

Sejak bangun tidur Aku ingin segera menelepon dokter Mira, tapi tidak jadi, karena teringat pesan Dia semalam, 'begitu ada kabar hasil pemeriksaan, Aku segera memberitahumu'. Lagian, Dia memang tidak begitu suka kalau ditelepon ditanya kondisi pasien.

Menunggu adalah kondisi di mana waktu seolah berjalan melambat. Apalagi menunggu sesuatu yang sangat diinginkan sekali. Saat ini, Aku ingin sekali mendapatkan kabar Humaira. Tapi sampai hampir pukul sepuluh, yang ditunggu belum tiba. Aku ingin menyusul ke rumah sakit, tapi mengingat pengalaman sebelumnya, merasa akan percuma. Karena, tetap tidak akan diijinkan masuk ke ruang perawatan anak, selama pemeriksaan belum selesai.

Untuk menghilangkan kegalauan, Aku pun menyibukkan diri dengan beres-beres rumah dan kemudian memasak, Aku janji akan menghidangkan menu kesukaan suamiku saat makan malam nanti.

Pukul 12 lewat gawaiku bunyi. Baru saja selesai melaksanakan shalat Dhuhur. Sebuah pesan masuk.

"Nis, Kamu sebaiknya segera ke rumah sakit."

Pesan yang pendek dari Mira. Pesan yang menambah kepanikan dan kekhawatiranku. Mira biasanya langsung menelepon, tidak pernah melalui pesan kalau memberitahu tentang Humaira.

Apa yang terjadi dengan Humaira?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun