"Begitulah Bang! Abang ga usah khawatir, Humaira baik-baik saja kok."
"Ya sudah kalau begitu, Abang kerja lagi ya. Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikum salam."
Entah mengapa perasaanku kali ini berbeda. Sudah beberapa kali Humaira mengalami seperti semalam dan berakhir harus menginap di rumah sakit. Tapi, kali ini di hatiku seperti ada sesuatu yang berbeda dari biasanya.
Sejak bangun tidur Aku ingin segera menelepon dokter Mira, tapi tidak jadi, karena teringat pesan Dia semalam, 'begitu ada kabar hasil pemeriksaan, Aku segera memberitahumu'. Lagian, Dia memang tidak begitu suka kalau ditelepon ditanya kondisi pasien.
Menunggu adalah kondisi di mana waktu seolah berjalan melambat. Apalagi menunggu sesuatu yang sangat diinginkan sekali. Saat ini, Aku ingin sekali mendapatkan kabar Humaira. Tapi sampai hampir pukul sepuluh, yang ditunggu belum tiba. Aku ingin menyusul ke rumah sakit, tapi mengingat pengalaman sebelumnya, merasa akan percuma. Karena, tetap tidak akan diijinkan masuk ke ruang perawatan anak, selama pemeriksaan belum selesai.
Untuk menghilangkan kegalauan, Aku pun menyibukkan diri dengan beres-beres rumah dan kemudian memasak, Aku janji akan menghidangkan menu kesukaan suamiku saat makan malam nanti.
Pukul 12 lewat gawaiku bunyi. Baru saja selesai melaksanakan shalat Dhuhur. Sebuah pesan masuk.
"Nis, Kamu sebaiknya segera ke rumah sakit."
Pesan yang pendek dari Mira. Pesan yang menambah kepanikan dan kekhawatiranku. Mira biasanya langsung menelepon, tidak pernah melalui pesan kalau memberitahu tentang Humaira.
Apa yang terjadi dengan Humaira?