Apakah dokter Mira menghindari pertanyaan dariku sehingga tidak mau menelepon langsung?
Dan pertanyaan-pertanyaan lain bermunculan dalam kepalaku.
Segera kutelepon adikku.
"Wan, antar kakak ke rumah sakit."
***
Sampai di halaman rumah sakit Aku langsung berlari ke ruang anak, meninggalkan adikku yang masih memarkirkan sepeda motornya. Dokter Mira sudah menunggu di depan pintu ruang anak.
"Humaira harus masuk ICU," katanya pendek tanpa menunggu Aku bertanya.
"Apa, apa yang terjadi dengan anakku, Mir?"
"Ada terdeteksi kelainan lain di jantungnya, selain kelainan yang sebelumnya. Dan, sejak jam 10 tadi, panas tubuhnya meningkat."
Serasa seluruh tulang dalam tubuhku menghilang. Tubuhku pun melemas dan merosot jatuh. Beruntung dokter Mira meraih tubuhku dan kemudian dibantu adikku, Aku dibawa ke ruangan dokter Mira.
Antara sadar dan tidak, dokter Mira memberiku obat dan membantu menempelkan gelas ke bibirku. Aku pun meminumnya pelan sampai habis.