“Ok, Boss!!!”
Sahlan mematikan panggilannya ternyata di belakangnya sudah ada Mamanya yang mengintai pembicaraan Sahlan dan Laura tadi. Mama menyikut Sahlan yang hendak pergi.
“Mama?” Sahlan kebingungan.
“Dek dek itu siapa? Atau mungkin Laura yach?” Mama bertanya dengan sinisnya. Sahlan hanya diam tak ingin rebut dengan Mamanya.
“Jangan asal pilih dulu ya Lan? Mama udah menyiapkan jodoh buat kamu, kok… Mama hanya gak mau kamu menyakiti wanita-wanita lain sebelum kamu akan bertemu jodoh kamu nantinya…” Kata Mama.
“Oh iya, Ma! Aku tahu kok. Jodoh di tangan Mama bukan di tangan Tuhan.” Kata Sahlan dengan ketus lalu pergi berjalan.
“Lan! Mama cuman mau kamu ga salah pilih! Ingat… Kamu ga bakal eksklusif lagi kalau kamu memilih perempuan yang salah!” Kata Mama dari kejauhan.
“Maaah… Gak malu apa didengar orang???” Sahlan melirik mushola mereka ada beberapa orang yang sedang bersembahyang. Mama kemudian menyadari ternyata ada beberapa orang yang bisa saja mendengarkan perkataan sombongnya, Mama segera berjalan masuk ke dalam rumah. Sahlan hanya bisa geleng-geleng dan berangkat dengan sepeda motornya meninggalkan kepulan asap motor di halaman rumah.
*******
Sesampai di kampus. Sahlan tidak langsung masuk melainkan memarkirkan sepeda motornya dekat pos satpam. Kemudian dia bersandar pada gerbang kampus sambil mencoba menghubungi Laura.
“Dimana, dek?” Tanya Sahlan ramah.