Mohon tunggu...
Uli Elysabet Pardede
Uli Elysabet Pardede Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Inspirasiku dalam menulis adalah lagu indah, orang yang keren perjuangannya, ketakutanku dan hal-hal remeh-temeh yang mungkin saja bisa dibesarkan atau dipentingkan… Tuing! blog : truepardede.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cinta Beda Agama Bag. 7

31 Desember 2011   06:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:32 1015
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

“Iya, Bu…” Kata Laura malu sambil menutupi wajahnya dengan buku. “Dasar Bu dosen centil…” Omel Laura.

“Hihihi…” Beberapa teman tertawa cekikikan termasuk Deasy.

“Ih, ga SK lu!” Omel Laura.

******

Laura keluar dari kelas dan masih memasang wajah kebingungan. Sahlan dan Dio mengantar mereka pulang bersama? Bagaimana caranya? Lalu, Laura membayangkan kepala Laura menggantung di jendela mobil Dio, sementara kakinya berada di atas sepeda motor Sahlan menggantung. Auw! Tiba-tiba callouts-nya pecah karena kedatangan Sahlan.

“Ayo…” Sahlan menarik tangan Laura. Laura hanya menurut saja. Ternyata sepeda motor Sahlan masih terparkir di pos satpam.

“Kok masih di situ? Kamu ga disiplin ihh… Padahal khan seharusnya parkir sepeda motor di sana. Bukannya di pos satpam. Aku aja kalo parkir pasti musti jauh-jauh dulu ke sana. Bedanya aku sama kamu apa coba?” Omel Laura.

“Bedanya aku sama kamu?” Tanya Sahlan tersenyum. “Adalah… Aku cowok, kamu cewek.” Sahlan tertawa dan melanjutkan perkataanya lagi sambil berjalan mengarah ke pos satpam. “Lagian, makanya Pak Satpam itu mau aja mungkin karena aku anak donatur kampus ini kali ya?” Kata Sahlan membuat Laura tertegun sejenak.

“Abang… Kok sombong sich?” Kata Laura pelan. Sekarang mereka berdua sudah sampai di pos satpam. Sahlan memandangi Laura dengan merasa sangat malu akan perkataannya tadi.

“Maaf…” Kata Sahlan tak kalah pelannya.

Tiba-tiba, ada seseorang yang memanggil-manggil dari arah kejauhan. Dan ternyata itu adalah Dio.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun