“Tenang aja…” Laura menepuk bahu Sahlan. “Aku ga jatuh cinta sama dia, kok.” Laura mengedipkan matanya.
“Iya. Percaya kok sama kamu, sayang…” Kata Sahlan dan langsung dilihat Pak Satpam. Laura malu.
“Idiihh… Pake sayang-sayangan di depan umum.” Wajah Laura memerah.
“Emang kenapa?” Sahlan tersipu-sipu.
“Hmm… Nanti aku kasih peraturan, yach!” Wajah Laura serius. “Hal-hal apa aja yang ga boleh dilakukan dalam berpacaran ala Laura. (GUBRAAKKK!!!).Sekarang aku ngampus dulu.” Laura melangkah.
“Sayang!” Panggil Sahlan.
“Jiiiaaahhh… Sayang-sayangan lagi.”
“Hihi… Nanti pulang aku yang antar yach? Jangan si Dio lagi.”
“Siiipp, Abang!” Kata Laura.
“Oh iya? Abang-adek yach? Kok aku manggil sayang-sayangan begitu. Hihihi… Maaf?” Kata Sahlan.
“Daaahhh…” Laura segera berlari meninggalkan Sahlan yang masih berada di pos satpam.