Tiba-tiba Alena mengulurkan tangannya padaku. Dan aku menyambutnya dengan senyuman.
"Namaku Alena... Kamu?"
"Eh... Gio..." Jawabku grogi.
"Hmmm..."
Kira-kira 10 menit aku berbicara dengannya, ingin rasanya nambah 10 menit lagi akan tetapi aku harus mengantarkan bunga-bunga yang lain ditambah lagi aku akan masuk kampus. Aku pergi, sebelum aku pergi...
"Besok masih bawa bunga lagi, khan?" Tanya Alena. Aku hanya mengangguk pelan.
Akhirnya, aku mengetahui bahwa dia sebenarnya sedang mengidap penyakit kanker otak. Aih, sangat tragis sekali hidupnya. Ah, sudahlah aku kenapa jadi memikirkan orang lain?? sementara aku tak tau besok makan atau tidak.
Ku lanjutkan lagi pekerjaanku sebagai kurir bunga dan kemudian sebagai mahasiswa biasa-biasa saja.
***
Huft, sudah ada 3 minggu ku lewati dengan mengantarkan bunga pada Alena. Dan apakah mentari tau? Bahwa aku memiliki rasa padanya. Ah, persetanlah! Dikatakan ini terlalu cepat, ya perasaanku yang terlalu cepat. Norak! Kampungan! Terserahlah.
Ini mengalir begitu saja saat dia tersenyum padaku, saat dia menyentuh hatiku, saat dia berkata-kata dengan tuturnya yang aku suka. Ya, ampun! Ini cinta terlarang. Dia kekasih sahabatku.