Inilah cara kerja pendidikan sebagai sarana untuk memobilisasi berbagai aspek masyarakat, bergerak dari yang tidak penting menjadi elemen penting. Pendekatan mobilisasi khusus ini tidak diragukan lagi bersifat konstruktif. Namun, tidak jarang perubahan yang terjadi justru menghasilkan individu yang bertentangan dengan prinsip-prinsip pendidikan. Idealnya, pendidikan menghasilkan orang-orang yang sadar akan kebenaran, yang muncul sebagai prinsip-prinsip dasar dalam kehidupan sehari-hari. Namun, karena pendidikan menghasilkan kecerdasan, pendidikan juga dapat menghasilkan orang-orang yang tamak dan sombong.
Tulisan ini akan berkonsentrasi pada pendidikan sebagai sarana mobilitas kelas sosial, dengan mempertimbangkan beberapa aspek mobilisasi yang ditimbulkan oleh pendidikan. Di satu sisi, filosofi pendidikan telah menyimpang dari tujuan mobilisasi pendidikan. Rencana-rencana yang dibangun dalam sistem pendidikan saat ini berdampak pada hal ini. Pendidikan saat ini lebih bersifat pragmatis, segera, dan terbatas. mengawasi perkembangan orang-orang yang dipersiapkan untuk berbagai pekerjaan (kelas pekerja). Selain itu, dari sudut pandang ekonomi dan politik, posisi yang diperoleh pada akhirnya diharapkan menjadi jalur mobilitas sosial yang meningkatkan status. "Pendidikan sebagai proses pencerdasan tidak hanya menghasilkan sosok-sosok yang berpikir kritis, rasional, dan progresif," menurut Ahmad Nurhasim. Secara tidak langsung, pengajaran di kelas mengubah struktur kelas sosial dari sebelum seseorang masuk ke lingkungan pendidikan. Masyarakat umum menyadari bahwa pendidikan berfungsi sebagai saluran perubahan politik, sosial, dan ekonomi.
B. Konsep dan Teori Mobilitas Sosial
Gerakan masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang dikenal sebagai mobilitas sosial. Menurut Henry Clay Smith, mobilitas sosial adalah gerakan dalam struktur sosial. Pergerakan individu dan kadang-kadang kelompok antara posisi yang berbeda dalam hierarki stratifikasi sosial masyarakat dapat dijelaskan. Mobilitas sosial fokus pada posisi kelas dalam struktur pekerjaan dalam masyarakat modern. Mobilitas sosial mencakup pergerakan suatu kelas atau hierarki status, seperti mobilitas ke atas (upward mobility) atau mobilitas ke bawah (downdard mobility): di mana fokus sosiologi adalah pada perbedaan antara kelas sosial ekonomi atau posisi status, atau mungkin lebih singkat, seperti naik kelas sosial ekonomi.
"Mobilitas" berasal dari kata Latin "mobilis", yang berarti banyak bergerak atau mudah dipindahkan. Perpindahan, gerak, atau gerakan adalah istilah yang biasa digunakan dalam bahasa Indonesia untuk menyebutkan istilah yang sepadan. Oleh karena itu, mobilitas sosial sama dengan perpindahan sosial, gerak sosial, atau gerakan sosial. Perpindahan individu atau kelompok dari satu posisi sosial ke posisi sosial lainnya dikenal sebagai mobilitas sosial. Masyarakat dengan sistem pelapisan sosial terbuka, yang biasanya memiliki tingkat mobilitas rendah, memiliki tingkat mobilitas yang lebih tinggi daripada masyarakat dengan sistem pelapisan sosial tertutup.
Adapun definisi mobilitas sosial menurut beberapa ahli sosiologi ialah sebagai berikut:
William Kornblum
Mobilitas sosial adalah pergeseran individu, keluarga, dan kelompok sosialnya dari satu lapisan sosial ke lapisan sosial lainnya.
Michael S. Basis
Mobilitas sosial adalah transisi ke lingkungan sosio-ekonomi yang mengubah status sosial seseorang dalam masyarakat.
H. Edward Ransford