"Tidak usah, Kak. Aku sudah naik travel kata sopirnya akan diantar sampai rumah, aku akan menambah ongkosnya. Tapi aku akan sampai pukul 1 malam, Kak. Suruh saja Almayra tidur lebih dulu, tidak usah menunggu. Aku pasti pulang."
"Kalau pukul 1 kami masih bisa menjemput. Ini ada teman Kinan datang. Aku bisa menahan mereka untuk segera menjemputmu agar lebih aman."
"Tidak usah, Kak. Barangku banyak."
Panggilan telepon terputus begitu saja. Elena berpikir jaringan selular sedang tidak baik. Almayra tersenyum ke arah Elena. Gadis kecil itu segera pergi untuk tidur dengan hati yang gembira.Â
***
Klek!!!
Elena terkesiap ketika pintu kamarnya terbuka, ia mengerjap beberapa kali untuk menetralkan retinanya. Ia menyipitkan matanya untuk melihat ke arah jam dinding.Â
"Astagfirullah, aku tertidur."Â
"Ibu...? Kinan...? Kita terlelap semua, ini sudah pukul 3.30. Tidak ada kabar dari Andini? Hah?" pekik Elena membangunkan seisi rumah kecuali anak-anak.
Elena mengusap kasar wajahnya. Membuka ponsel yang masih dalam genggaman. Tidak ada notif panggilan tidak terjawab, dan tidak ada pula chat atau pesan apapun yang masuk ke ponsel miliknya.Â
Elena mebcoba menelepon Andini sepagi ini. Namu tidak ada jawaban setelah berkali-kali ditelepon.