Mohon tunggu...
Try Kusumojati
Try Kusumojati Mohon Tunggu... -

selalu ingin tahu lebih

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mirna dan Dosa (Pertemputan Hati)

28 Februari 2011   05:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:12 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku terdiam mendengarkan kisah mbah Karti dan suaminya. Ternyata apa yang aku alami mungkin belum seberapa dengan yang pernah ia alami. Air mataku menetes. Aku tak sanggup menahannya. Mbah Karti mengambil  sapu tangan miliknya. Ia mengusap air mataku, lembut dan penuh cinta.

“Percayalah pada kekuatan cinta neng ayu. Cinta tidak pernah salah..” Mbah Karti tersenyum.

“Iya mbah, makasi..” Aku menjawab sambil terisak.

**

“Mbah, mbah lagi ngapain?” Aldo memanggil mbah Karti dari luar kamar. Rupanya ia sudah bangun.

“Lagi mijitin tante Mirna cucuku sayang. Ini sudah selesai, sebentar ya.” Mbah Karti menjawab

“Cepet mbah. Mama dan papa sudah menunggu di luar.”

Mbah Karti membereskan perlengkapan pijatnya. Ku lap tubuhku dengan handuk lalu mengambil bra dan pakaianku. Badanku terasa lebih ringan. Pijatan mbah Karti memang tiada duanya. Aku mengambil dompetku dan mengeluarkan sejumlah uang.

“Ini mbah, seadanya..”

“Loh, kok banyak banget neng ayu? Ga usah..”

Mbah Karti mencoba mengembalikan uang yang aku berikan. 100 ribu jumlahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun