Mohon tunggu...
Try Kusumojati
Try Kusumojati Mohon Tunggu... -

selalu ingin tahu lebih

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mirna dan Dosa (Pertemputan Hati)

28 Februari 2011   05:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:12 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku menyalami tangan om Jerry. Raut mukanya sama sepertiku. Pucat!!

“Ini lho mas, Mirna yang aku ceritakan. Cantik kan? Cariin jodoh mas buat Mirna. Siapa tau ada teman-teman mas di kantor yang mencari istri.” Celetuk mbak Dina sambil bercanda.

Aku hanya tersenyum kecut mendengar semua itu. Sama seperti Om Jerry, ia hanya terdiam. Wajahnya memerah. Pria biadab itu pasti malu, gumamku dalam hati. Mbah Karti seperti menyadari ketidakberesan yang terjadi. Ia segera mengajak keluarganya untuk pamit. Mbah Karti menyalami tangan ibuku. Kemudian memelukku.

Mbah Karti berbisik di telingaku, “Sabar ya neng ayu, Tuhan tidak tidur. Teruslah berusaha dan berdoa.”

Aku menganggukkan kepala. Hampir saja aku menangis. Keluarga itu-pun pamit meninggalkan rumah kami.Ibu memperhatikan wajahku.

“Kamu kenapa Mir?”

“Gak apa-apa bu. Cuma sedikit gak enak badan aja.”

Aku berjalan menuju kamar. Kututup pintu kamarku rapat-rapat. Kurebahkan tubuhku. Hpku berbunyi, om Jerry meneleponku. Tapi kubiarkan saja. Pria tak tahu malu. Pria penipu!!! Aku sungguh kecewa, aku terluka. Hatiku seperti di tusuk sebilah pisau tajam. Sakit, sakit sekali. Air mataku bahkan tidak menetes. Mungkin sudah habis, atau aku terlalu lelah menangis. Mengapa harus seperti ini? Apa salahku? apakah dosaku terlalu besar sehingga aku tak pantas untuk merasakan kebahagiaan? Apakah aku tak boleh mencintai dan dicintai? Hatiku kembali bergejolak, ada yang sedang bertempur disana. Ingin ku maki Tuhan, tapi aku teringat kata-kata dari mbah Karti. Tuhan tidak pernah tidur. Dia-lah yang mengatur semua ini. Kuambil Hpku. Kubuka sms dari Bayu. Kubaca sejenak, dan membalasnya..

“Besok jam 4 sore kita ketemu di warung steak biasa. Tempat kamu dulu sering ngajak aku. Kita hanya makan dan ngobrol. Setelah itu pulang. Jangan sampai telat. Telat satu menit saja, aku akan pergi dan ga mau ketemu kamu lagi…”

sebelumnye..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun