"Kenapa?"
"Di situ tempat eyang biasa bersemedhi dan melatih ilmu, tidak ada yang boleh masuk ke sana. Kamar itu selalu dibiarkan gelap gulita, karena di situlah terletak sumur yang dihuni setan-setan. Aku saja baru tiga kali diperkenankan masuk. Keadaannya memang menyeramkan! Setan-setan itu yang membantu eyang memperdalam ilmu-ilmunya!"
"Terus kita sendiri tidur di mana?"
"Kita tidur di ruang tamu sambil jaga mereka!"
"Apa? Kalau begitu aku mau tidur di kamar sama mereka! Kamu saja yang di ruang tamu!"
Alya menggandeng Zulaikah keluar dari kamar. "Kami tidak apa-apa tinggal di kamar yang ada setannya itu!"
"Benarkah? Kamu tidak takut?" tanya Kencana.
"Tidak!"
Klebat dan Kencana saling bertukar pandang.
"Sebentar, saya punya cendera mata buat kalian!" kata Kencana sambil menunjukan barang yang ada di tangannya. "Ini tasbih terbuat dari emas tulen buat Alya. Ini patung kucing, juga terbuat dari emas buat adik kecil!"
Tidak lama kemudian mereka sudah berada di ruang yang terkenal angker dan sangat dikeramatkan itu. Ruangan yang hanya diterangi sebuah lilin di dekat altar.