"Jadi, namamu Klebat?" tanya Alya.
Klebat menengadah dan kemudian dengan sikap hormat, seolah berhadapan dengan seorang putri raja yang dipertuan agung, ia menjawab. "Ya, Tuan Putri!"
"Aku bukan tuan putri!" celetuk Alya sambil tangannya menutup mulut yang tertawa. Katanya sambil menunjuk Zulaikah, "Dia ini tuan putrinya!"
Zulaikah ikut menutup mulut sambil cekikikan.
Kerongkongan Klebat jadi kering. Baru kali itu ia merasa bisa kehabisan kata-kata. Lalu dengan cepat ia maju untuk menangkap tubuh gadis itu. Mendadak tubuhnya tergetar hebat, seolah-olah kemasukan aliran listrik dan sejenak membuatnya kaku membeku. Ia mengeluarkan lenguhan aneh, saat terlempar ke belakang dan berguling di tanah. Secepat kilat melompat bangun kembali, namun wajahnya pucat dan matanya terbelalak merah.
'Luar biasa...!' Ia mendapatkan kenyataan pahit yang mengejutkan, yaitu bahwa gadis itu menyimpan tenaga yang jauh lebih kuat dari pada tenaganya sendiri. 'Sepertinya ada kekuatan gaib yang melindunginya!'
Setelah yakin bahwa gadis itu rupanya tidak bisa berkelahi. Ia kemudian menangkap Zulaikah dan mengancam, "Jika kamu tidak mau ikut, anak ini akan kubunuh!"
Zulaikah berusaha berontak dan menjerit dengan suara nyaring, "Tolong!"
Sebuah kereta kuda yang dinaiki dua orang mendekat. Seseorang yang duduk di belakang menerima Zulaikah dari Klebat dan langsung mengalungkan pisau ke leher gadis kecil itu.
"Ayo cepat naik!"
"Baik, tolong jangan lukai adikku!" Alya tahu mereka tidak main-main.