"Di Gunung Pegat Lamongan!"
"Apa betul sudah begitu jauh?"
"Ya!" Alya tersenyum lembut. "Jangan takut, nanti ayah kita pasti akan datang menjemput!"
Pelayan yang membawakan makanan tidak sekali pun mengucapkan kata-kata. Meskipun demikian, ketenangan Alya dan Zulaikah timbul saat melihat ada orang lain di situ.
Klebat muncul kembali. Ia duduk menghadap Alya dan dengan wajah bersungguh-sungguh berkata, "Aku berjanji akan hidup dengan mengikuti aturanmu. Aku akan menganggapmu sebagai guruku, dan aku akan berjuang untuk memperbaiki diriku, untuk menjadi manusia yang baik!"
"Kenapa aku?" tanya Alya dan keningnya berkerut.
"Karena kamu yang membuatku ingin berubah menjadi orang baik! Aku bukan orang jahat!" Klebat menundukan muka menatap lantai. "Bagaimanapun," sambungnya, "Aku masih muda. Belum terlambat untuk bertaubat, bukan!"
'Kamu berulang kali mengaku bukan orang jahat, tapi mengaku ingin berubah jadi orang baik!' pikir Alya. "Ya, bertaubatlah! Masih banyak kesempatan untuk memperbaiki diri!"
Klebat tersenyum lega mendengar itu. "Oh iya, kalian akan aku kenalkan dengan istriku. Tapi hati-hati, dia agak sedikit mengalami gangguan jiwa!"
'Istri?' batin Alya keheranan. Apa maksudnya orang itu menculik dirinya dan kemudian memperkenalkannya dengan istrinya. 'Apalagi dikatakan istrinya mengalami gangguan jiwa? Keluarga aneh!'
Tidak lama kemudian Klebat muncul lagi dengan seorang perempuan muda yang cantik. "Ini istriku. Kencanawati!"